Muncul Spanduk Panglima TNI Dan Palu Arit Andika Dikerjain

Muncul Spanduk Panglima TNI Dan Palu Arit Andika Dikerjain

Nasional | rm.id | Rabu, 6 April 2022 - 06:54
share

Maksud baik Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membolehkan keturunan PKI masuk TNI, malah disalahartikan. Andika dikerjain dan dituding pro-PKI. Tudingan itu, muncul dalam bentuk spanduk yang dipasang di jalan-jalan. Dalam spanduk itu, wajah Andika dijejerin dengan palu arit, lambang PKI.

Spanduk-spanduk itu terpasang di dua lokasi di Jakarta: di kawasan Tanah Abang dan Menteng. Ada spanduk yang berisi gambar Andika mengenakan kaus merah berlambang palu arit ala komunisme. Kalimat "Waspadalah Bangkitnya PKI Gaya Baru tersemat di muka spanduk itu.

Ada pula, spanduk dengan gambar Andika berseragam lengkap TNI, tapi narasinya tetap mendiskreditkan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu, sebagai seseorang yang mendukung bangkitnya PKI. Narasi \'Pecat P5 PKI atau Dimakzulkan\' tertulis di samping gambar Andika. Spanduk berlatar merah itu, diikat di antara dua pohon berbatang besar.

Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, Bernard Tambunan membenarkan adanya spanduk yang bikin institusi TNI gerah itu. Informasi yang diterimanya, spanduk itu, terpasang Minggu (3/4). Satpol PP bersama pihak-pihak terkait, telah mencopot spanduk tersebut.

"Sudah tidak ada," kata Bernard, memastikan keberadaan spanduk yang menyerang Andika itu, kemarin.

Bernard juga memastikan, spanduk-spanduk itu, tak berizin. "Kalau ada spanduk tidak ada izin, apalagi (spanduk) seperti itu, pasti diturunkan," tegas Bernard.

Siapa yang pasang spanduk-spanduk itu? Bernard mengaku tidak tahu. Namun, dia membenarkan, spanduk itu terpasang di Tanah Abang dan Menteng. "Kami tidak tahu siapa yang pasang, tapi sudah kami copot," katanya lagi, mengulang penegasannya.

Anggota Komisi I DPR Syarief Hasan menyesalkan adanya spanduk seperti itu. Kata dia, seharusnya tindakan provokatif yang diarahkan ke menantu mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono itu, bisa dicegah.

"Spanduk yang ada gambar palu arit harus diantisipasi dan ditindak tegas. Karena, ini melanggar Tap MPR RI XXV," tegas Wakil Ketua MPR ini, kemarin.

Hal senada disampaikan Anggota Komisi I DPR, Christina Aryani. Politisi Partai Golkar ini mengingatkan kepada pihak-pihak yang menolak kebijakan Andika tentang keluarga PKI diperbolehkan mendaftar sebagai calon prajurit TNI, agar tidak bertindak lebay.

"Saya menilai, spanduk semacam ini berlebihan, bagusnya sudah ditertibkan," ucap Christina.

Pandangan Christina didukung rekan separtainya, yang juga duduk di Komisi I DPR, Dave Laksono. Menurut putra Agung Laksono itu, orang yang memasang spanduk itu, mau ngerjain Andika.

"Spanduk itu bertujuan untuk mendiskreditkan Panglima," kata Dave.

Dave heran kok kebijakan Andika membolehkan keturunan PKI masuk TNI itu, disalahartikan. Padahal, kata dia, Andika itu menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Menko Polhukam Mahfud MD ikut angkat bicara. Namun, Mahfud terlihat lebih santai. Dia bilang, banyak orang yang mendukung keputusan Andika membolehkan keturunan PKI mendaftar jadi prajurit TNI. Banyak juga yang menolak.

"Kita tak perlu menanggapi semua hal. Yang mendukung (keputusan Andika) banyak, yang menentang juga banyak. Kan selalu begitu," ucap Mahfud.

Lalu, siapa yang memasang spanduk itu? Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menduga, pemasang spanduk tersebut merupakan kelompok yang selalu meniup isu kebangkitan PKI. "Kelompok resisten PKI bisa dari kalangan nasionalis atau kalangan Islam yang sangat trauma terhadap kejahatan PKI," ucap Adi.

Tujuan pemasangan spanduk itu, prediksi Adi, untuk menjegal karier Andika. Sebab, Andika berpotensi maju pada Pilpres 2024. "Bisa saja, spanduk semacam itu, bagian dari upaya merusak kredibilitas dan nama baik Panglima. Kebijakan Panglima soal keturunan PKI digoreng untuk kepentingan politik elektoral," terang pengamat politik dari UIN Jakarta ini. [UMM]

Topik Menarik