Ketahui Dampak Buruk untuk Pelaku Bullying jika Tak Ditangani, Bisa Berujung ke Tindakan Kriminal Serius

Ketahui Dampak Buruk untuk Pelaku Bullying jika Tak Ditangani, Bisa Berujung ke Tindakan Kriminal Serius

Gaya Hidup | inews | Senin, 19 Februari 2024 - 19:02
share

JAKARTA, iNews.id - Kasus bullying Binus Serpong yang diduga menyeret anak artis ramai dibicarakan. Perundungan ini tidak hanya berdampak buruk bagi korban, tapi juga pelaku bullying.

Kabar perundungan pertama kali muncul lewat cuitan di X oleh akun bernama @ErikE***. Dalam cuitannya, akun tersebut memberikan komentar terkait perundungan yang terjadi di SMA internasional yakni Binus School Serpong.

Buntut dari perundungan itu, korban mengalami luka hingga masuk ke rumah sakit. Bullying ini memang kerap terjadi di tengah masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Dampak dari korban bullying tentunya mempengaruhi psikis dan juga mental. Namun tahukah Anda, selain berdampak pada korban, bullying juga memberikan efek buruk pada pelakunya.

Menurut psikolog klinis dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur, Dian Fatmawati, S. Psi., M. Psi jika pelaku perundungan tidak ditangani, dikhawatirkan akan melakukan tindakan kriminal serius.

"Misalnya pelaku akan merasa bukan masalah bila melakukan perbuatan yang melanggar aturan sehingga mencoba tindakan kriminal seperti begal. Mereka juga bisa sampai pada penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang," tutur Dian seperti dikutip dari website Kementerian Kesehatan, Senin (19/2/2024).

"Kalau sudah ke gangguan penggunaan zat, dia bisa malah mencuri karena butuh uang untuk buat beli zat. Jadi, malah merambat ke mana-mana, katanya.

Dian menambahkan untuk mengatasi dampak perundungan bisa dimulai dari peran orang tua agar terus memerhatikan anaknya. Selain itu juga upaya dari pihak sekolah.

"Langkah-langkah pencegahan perundungan dapat dimulai sejak jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Sekolah perlu menanamkan budaya kasih sayang, tolong-menolong, dan antikekerasan," tuturnya.

Selain itu, juga perlu dibuat sosialisasi melalui poster yang mengajak siswa agar tidak melakukan tindakan perundungan. Penting juga para guru, pendidik punya edukasi tentang perundungan, dampak parahnya bisa seperti apa. Kalau bisa setiap sekolah di tiap awal tahun, awal semester selalu ada poster-poster sekolah ini bebas perundungan'," tuturnya.

Di sisi lain, psikiater anak dan remaja dari Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, dr. Suzy Yusna dewi, Sp.K J. (K) mengatakan pelaku perundungan perlu diberikan peringatan apa yang dilakukan adalah salah dan bertentangan dengan norma di masyarakat sehingga harus dihentikan dan tidak boleh diulangi.

Di sisi lain, perlu juga diketahui latar belakang pelaku melakukan perundungan, apakah ada unsur-unsur perilaku perundungan atau memang ada masalah gangguan kesehatan mental. Semuanya perlu digali dan pelaku perundungan diberi terapi kognitif.

Cognitive behaviour therapy namanya. Jadi, sama-sama akan dilakukan itu. Cuma, yang ini (untuk) anak yang melakukan perundungan. Biasanya kami cari tahu apa penyebab dia begitu, di mana dia mengalihkan pikiran-pikiran negatifnya, mengalihkan emosinya bagaimana caranya, kenapa sih mesti ke orang lain," tutup dr Suzy.

Topik Menarik