Toyota Pastikan Pembangunan Kota Futuristik Dekat Gunung Fuji Hampir Selesai

Toyota Pastikan Pembangunan Kota Futuristik Dekat Gunung Fuji Hampir Selesai

Otomotif | sindonews | Kamis, 28 Maret 2024 - 12:42
share

Sebuah kota futuristik senilai USD10 miliar di Jepang yang hampir selesai dibangun membawa kegembiraan bagi banyak orang di daerah setempat.

Kita sudah banyak mendengar tentang proyek raksasa 'The Line' senilai USD1 triliun di Arab Saudi, dan negara Timur Tengah ini terus melanjutkan proyek ambisiusnya, NEOM.

Sekarang, rencana ambisius untuk membangun kota utopis berkelanjutan di kaki gunung berapi aktif Jepang hampir selesai.

Presiden Toyota Akio Toyoda menggambarkan kota tersebut sebagai "laboratorium hidup" yang di dalamnya ada ribuan penduduk yang akan mengetes mobil otonom, robot, personal mobility, rumah pintar, dan arfiticial intelligence (AI) di lingkungan dunia nyata.

"Bayangkan ada tempat yang bisa dikontrol secara penuh yang memungkinkan peneliti, teknisi, dan ilmuwan secara bebas menguji coba teknologi. Ini akan menjadi kesempatan yang benar-benar unik untuk menciptakan komunitas dari awal," kata Toyoda seperti dilansir Unilad, Rabu (28/3/2024).

Proyek ini, yang pertama kali diumumkan pada tahun 2021, telah disaksikan oleh raksasa mobil Toyota yang bekerja keras membangun Kota Tenun mereka.

Hebatnya, lokasinya hanya beberapa mil dari Gunung Fuji di pulau Honshu - dan akan segera menjadi rumah bagi para penghuninya.

Faktanya, 2.000 penghuni pertama diperkirakan akan pindah ke tempat baru mereka pada akhir tahun ini.

Namun, pada awalnya hanya akan menampung 360 penduduk, sebelum berkembang menjadi 2.000 penduduk.

Area baru ini akan digunakan sebagai 'laboratorium hidup' sehingga Toyota dapat mengumpulkan data tentang 'penggunaan mobil tanpa pengemudi, yang dipandu oleh sensor pada lampu, gedung, dan jalan' di seluruh kota.

Woven City juga dipasarkan kepada warga sebagai 'eksperimen massal manusia' bagi Toyota untuk menguji 'E-palette', kendaraan self-driving terbaru dan hemat energi milik perusahaan.

Pada dasarnya, perusahaan ingin mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pola lalu lintas otomotif dan pejalan kaki.

Perusahaan memperkirakan bakal ada 2.000 orang yang menempati kota tersebut dan bisa dikunjungi oleh banyak orang.

"Saya bisa bilang ini adalah impian pribadi saya. Anda tahu, kalau Anda membangunnya, orang-orang akan datang," ucap Toyoda,

Sedangkan untuk rumah, mereka dijuluki sebagai 'rumah pintar' karena menggunakan hidrogen untuk mengurangi emisi.

Kota ini hanya membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikannya, meskipun membutuhkan biaya USD10 miliar untuk mencapai tahap seperti sekarang.

Topik Menarik