Omicron XBB Merebak Jelang Nataru, Pemerintah Siap Kaji Kebijakan Baru

Omicron XBB Merebak Jelang Nataru, Pemerintah Siap Kaji Kebijakan Baru

Nasional | jawapos | Senin, 14 November 2022 - 07:43
share

JawaPos.com Puncak gelombang kasus Covid-19 varian Omicron XBB diperkirakan terjadi pada Desember. Bertepatan dengan momen libur panjang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Pemerintah diminta tidak meremehkan Omicron XBB serta belajar dari lonjakan kasus di Singapura beberapa waktu lalu. Peringatan terhadap pemerintah untuk tidak meremehkan varian Omicron XBB itu disampaikan epidemolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis MikoWahyono.

XBB itu pernah jadi menakutkan di Singapura, sekitar sebulan yang lalu, kata Yunis saat diwawancarai Minggu (13/11) malam.

Akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron XBB tersebut, tingkat keterisian rumah sakit di Singapura meningkat sekitar 70 persen. Orang yang dirawat karena XBB tersebut ada yang sudah divaksin sekali, dua kali, dan booster atau suntikan ketiga. Selain itu kasus kematian juga mengalami peningkatan.

Yunis mengatakan, karena masih berasal dari keluarga Omicron, subvarian XBB tersebut juga memiliki karakteristik tingkat penularan yang tinggi. Menghadapi resiko penularan varian Omicron XBB tersebut, pemerintah tidak boleh cuek seperti pada kasus subvarian BA.4 dan BA.5 beberapa waktu lalu.

Dia lantas merespons rata-rata kasus harian yang sekarang konsisten di angka 4.000-an. Angka tersebut muncul karena tingkat surveilans yang lemah. Jika tingkat surveilans ditingkatkan, bisa jadi angka kasus positif Covid-19 bisa lebih dari 4.000-an tiap hari.

Yunis mengungkapkan, sejumlah petinggi di pemerintah sudah menyampaikan bahwa prediksi peningkatan kasus terjadi pada Desember. Itu artinya bertepatan dengan momen libur panjang Nataru. Dia sudah menyarankan sejumlah upaya antisipasi kepada pemerintah.

Termasuk peningkatan surveilans dan lainnya. Tapi pemerintah yang eksekusi, kata Yunis.

Wakil Presiden Maruf Amin menjelaskan, laporan yang dia terima memang ada peningkatan kasus. Termasuk peningkatan angka kematian, untuk orang-orang yang belum divaksin. Untuk itu pemerintah belum menurunkan status pandemi ke endemik.

Maruf mengatakan, ketika ada kenaikan kasus Covid-19, pemerintah kemungkinan akan melakukan evaluasi kebijakan yang sudah berjalan saat ini. Saya kira betul di setiap hari perayaan Idul Fitri, Idul Adha, Nataru, itu ada pergerakan masyarakat yang lebih, ucap Maruf.

Maruf menegaskan, pemerintah akan evaluasi apakah akan memberlakukan ketentuan khusus seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah lebih dahulu menghitung kenaikan kasusnya seperti apa, ujar Maruf.

Untuk saat ini, Maruf mengatakan, kasus Covid-19 masuk kategori tidak berat alias ringan. Meskipun begitu pemerintah tetap mewaspadainya. Sambil menunggu kebijakan nanti, pemerintah terus memaksimalkan vaksinasi di masyarakat, kata Maruf.

Topik Menarik