Sindir Jenderal Dudung, Fadli Zon Sebut Komentarnya Terkesan Menyudutkan Panglima TNI

Sindir Jenderal Dudung, Fadli Zon Sebut Komentarnya Terkesan Menyudutkan Panglima TNI

Nasional | radartegal | Minggu, 30 Januari 2022 - 09:45
share

Pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman terkait keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua langsung ditanggapi politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.

Sebelumnya Jenderal Dudung mengatakan tidak memiliki kewenangan untuk memerintahkan pengejaran terhadap KKB Papua. Padahal teror yang dilakukannya kembali menewaskan tiga prajurit TNI.

Menurut mantan Pangkostrad itu, perintah untuk mengejar KKB Papua adalah merupakan kewenangan Panglima TNI. KKB Papua sendiri sudah dilabeli teroris oleh pemerintah.

Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon menilai pernyataan Jenderal Dudung tersebut terkesan menyudutkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

"Komentar ini terkesan menyudutkan Panglima TNI," kata Fadli Zon dikutip dari akun @fadlizon, Minggu (30/1).

Kamis (27/1) lalu, tiga prajurit TNIanggota Satgas Kodim Yonif Raider 408/Suhbrastha gugur ditembak KKB Papua. Ketiga prajurit yang gugur itu masing-masing Serda M Rizal Maulana, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.

Kasad Jenderal Dudung Abdurachman menyampaikan rasa kehilangan atas gugurnya ketiga prajurit TNI itu seusai berkontak senjata dengan teroris KKB di Kabupaten Puncak, Papua.

Saat ditanya soal tanggapannya terkait peristiwa ini, Jenderal Dudung menjelaskan tugas TNI AD hanya menyiapkan personel. Operasi militer pengejaran KKB itu menjadi wewenang Panglima TNI.

"Jadi begini, kalau TNI AD hanya menyiapkan personel. Operasional di sana kewenangan Panglima TNI, bukan saya. Saya tidak bisa \'adakan pengejaran, adakan ini itu\' saya enggak bisa, itu kewenangan Panglima TNI," kata Jenderal Dudung di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (27/1).

Sedangkan Menko Polhukam, Mahfud MD mengatakan sikap TNI terkait tiga prajuritnya yang tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Mahfud mengatakan saat ini TNI bersifat defensif di Papua.

"Kemudian di Papua memang ada penembakan. Beberapa waktu terakhir ini memang ada beberapa warga TNI meninggal, tetapi memang itu merupakan ya perubahan situasi baru di dalam pendekatan baru. Sekarang TNI itu bersifat defensif, tidak ofensif," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, sejak pendekatan itu diberlakukan, tidak ada lagi korban warga sipil di Papua. Sasarannya kini mengarah ke anggota TNI atau Polri. (jpnn/zul)

Topik Menarik