Hamas Pelajari Respons Israel soal Proposal Gencatan Senjata Terbaru 

Hamas Pelajari Respons Israel soal Proposal Gencatan Senjata Terbaru 

Terkini | inews | Sabtu, 27 April 2024 - 07:59
share

KAIRO, iNews.id - Hamas telah mendapat jawaban resmi dari pemerintah Israel atas proposal gencatan senjata terbarunya. Setelah ini Hamas akan mempelajarinya sebelum memberikan tanggapan.

Proses negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih buntu setelah 6 bulan pecahnya perang. Hamas menginginkan penghentian perang secara permanen, penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza, serta pemulangan seluruh pengungsi sampai ke Gaza Utara. Namun Israel menolak tuntutan tersebut.

Hamas telah menerima tanggapan resmi dari penjajah Zionis terhadap proposal yang disampaikan kepada mediator Mesir dan Qatar pada 13 April, kata Khalil Al Hayya, pejabat Hamas yang tinggal di Qatar, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/4/2024).

Delegasi Mesir berkunjung ke Israel pada Jumat kemarin untuk berdiskusi dengan para pejabat guna mencari cara untuk memulai kembali perundingan guna mengakhiri konflik.

Seorang pejabat Israel yang meminta namanya tak dipublikasikan mengatakan, pihaknya tidak memiliki usulan baru untuk diajukan. Namun Israel bersedia mempertimbangkan gencatan senjata terbatas dengan imbalan pembebasan 33 sandera, turun dari sebelumnya 40 orang.

Mesia AS Axios melaporkan delegasi Israel mengatakan kepada mediator Mesir pihaknya siap memberikan satu kesempatan terakhir soal perundingan sandera sebelum melanjutkan operasi darat ke Rafah.

Amerika Serikat dan 17 negara lainnya pada Kamis lalu mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera sebagai jalan untuk mengakhiri krisis ini. Namun Hamas bertekad untuk tidak menyerah terhadap tekanan internasional. Meski demikian pihaknya masih terbuka terhadap ide atau proposal apa pun yang mempertimbangkan kebutuhan dan hak-hak rakyat Palestina.

Hamas juga menegaskan tetap berpegang pada tuntu utamanya yang telah ditolak oleh Israel seraya mengkritik pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh AS serta negara lain karena tidak menyerukan gencatan senjata permanen.

Topik Menarik