Ngeri, Langit Yunani Berwarna Oranye Kemerahan

Ngeri, Langit Yunani Berwarna Oranye Kemerahan

Terkini | inews | Kamis, 25 April 2024 - 16:04
share

ATHENA, iNews.id - Langit di sejumlah kota di Yunani, termasuk Athena berubah warna menjadi oranye kemerahan yang tampak mengerikan pada Selasa 23 April lalu. Pemandangan apokaliptik yang melanda Yunani selatan itu disebabkan badai debu dari Gurun Sahara.

Debu dari Gurun Sahara, Afrika itu bertiup melintasi Laut Mediterania dengan angin barat laut yang kuat hingga mencapai Yunani pada Selasa lalu. Langit di atas Acropolis dan landmark Yunani lainnya pun berubah warna menjadi dramatis.

Badai debu ini disertai angin berkecepatan 45 mph atau 70 km per jam. AccuWeather melaporkan, melalui satelit, debu dapat terlihat di sebagian besar pantai utara Libya, membentang ke selatan hingga gurun dan ke utara melintasi Laut Mediterania. Kualitas udara juga mencapai tingkat tidak sehat di beberapa bagian Yunani.

Langit di sejumlah kota di Yunani Selatan berwarna oranye kemerahan pada hari Selasa 23 April lalu karena badai debu dari Gurun Sahara. (Foto: Reuters)
Langit di sejumlah kota di Yunani Selatan berwarna oranye kemerahan pada hari Selasa 23 April lalu karena badai debu dari Gurun Sahara. (Foto: Reuters)

Fenomena alam ini direspons pihak berwenang Yunani dengan mengeluarkan peringatan kepada warga terhadap bahaya partikel debu halus di udara untuk kesehatan. Langit diperkirakan akan cerah kembali mulai Rabu karena angin mulai bertiup ke arah timur.

"Peristiwa perpindahan debu Sahara yang kuat yang disebut Minerva Red yang terjadi di negara kita diperkirakan akan mereda," tulis Lagouvardos Kostas, ahli meteorologi dan direktur penelitian di National Observatory of Athens, dalam sebuah posting di Facebook, dikutip dari live science, Kamis (25/4/2024). 

"Dominasi angin barat-barat laut akan mengakibatkan perpindahan progresif konsentrasi debu yang tinggi ke Laut Aegea, sedangkan pada hari Kamis 25 April konsentrasi debu yang tinggi akan terdeteksi di Dodecanese, pulau-pulau Yunani di Laut Aegea tenggara."

Kostas dalam unggahan di Facebook tanggal 23 April juga membandingkan Athena yang diselimuti kabut oranye dengan "koloni di Mars."

"Peristiwa ini merupakan salah satu episode konsentrasi debu dan pasir yang paling serius dari Sahara sejak 21-22 Maret 2018, ketika awan menyerbu Pulau Kreta secara khusus,” kata Kostas kepada AFP dan AP.

Namun, badai debu Sahara relatif umum terjadi dengan awan yang sebelumnya membawa angin utara ke Yunani pada akhir Maret dan awal April. Badai debu awal bulan ini juga membawa partikel-partikel halus ke Swiss dan Perancis selatan.

Menurut AP, antara 66 juta dan 220 juta ton (60 juta hingga 200 juta metrik ton) debu mineral diembuskan dari Sahara setiap tahun. Partikel-partikel terbesar dengan cepat jatuh kembali, namun bintik-bintik terkecil dapat menyebar ribuan mil melintasi Eropa. Awan debu Sahara juga dapat melintasi Samudra Atlantik.

Topik Menarik