Mayoritas Warga AS Tak Setuju Aksi Militer Israel di Gaza

Mayoritas Warga AS Tak Setuju Aksi Militer Israel di Gaza

Global | sindonews | Kamis, 28 Maret 2024 - 17:15
share

Sentimen warga Amerika Serikat (AS) telah berubah secara signifikan terhadap tindakan Israel dalam perang di Gaza.

Sebanyak 55 tidak menyetujui tindakan Israel, dibandingkan dengan 36 yang menyetujuinya, menurut hasil jajak pendapat baru.

Menurut jajak pendapat Gallup, yang menunjukkan hasil survei yang dilakukan pada tanggal 1 hingga 20 Maret, peringkat persetujuan telah anjlok sejak November 2023.

Selama periode tersebut, 50 warga Amerika menyetujui tindakan militer Israel di Gaza dan 45 tidak menyetujuinya.

Sejak serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan dan perang berikutnya di Gaza, lebih dari 90 dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.

Israel telah membunuh lebih dari 32.000 orang di Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Menurut Gallup, 74 warga Amerika mengatakan mereka mengikuti berita perang Israel-Palestina dengan cermat, serupa dengan 72 yang diukur perusahaan pada bulan November.

Dari mereka yang menyetujui tindakan Israel, 43 mengatakan mereka mengikuti berita tersebut "dengan sangat cermat".

Baca juga: Mesir Rencanakan Perang Melawan Israel, Pasukan Zionis Diperingatkan

Adapun mereka yang tidak menyetujui tindakan Israel, 55 mengatakan mereka mengikuti berita tersebut "dengan sangat cermat".

“Seiring berlarut-larutnya perang Israel-Hamas, dukungan AS terhadap tindakan sekutunya dalam perang tersebut semakin berkurang,” ungkap Gallup.

Gallup menjelaskan, “Meskipun orang Amerika menilai cara Biden menangani konflik dengan buruk, tingkat persetujuan terhadap pekerjaannya secara keseluruhan saat ini tidak lebih rendah dibandingkan sebelum konflik dimulai.”

“Hal ini dapat merugikan presiden karena mengurangi jumlah pemilih di kalangan calon pemilih Biden yang sangat peduli dengan masalah ini dan kecewa dengan cara dia menangani situasi tersebut,” papar dia.

Menurut Gallup, dukungan terhadap tindakan Israel di Gaza telah berkurang di ketiga kelompok politik utama di AS sejak bulan November, dengan Partai Demokrat dan Independen masing-masing menunjukkan penurunan persetujuan sebesar 18 poin, dan Partai Republik mengalami penurunan persetujuan sebesar tujuh poin.

Sebelumnya terpecah, kelompok independen kini menentang tindakan militer Israel. Partai Demokrat, yang mayoritas menentangnya pada November, telah meningkatkan oposisi mereka, dengan tingkat persetujuan turun menjadi 18 dan ketidaksetujuan meningkat menjadi 75.

Meskipun Partai Republik terus mendukung inisiatif militer Israel, dukungan mereka telah berkurang, dengan tingkat persetujuan menurun menjadi 64 dari 71, menurut jajak pendapat tersebut.

Pada Rabu, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengundurkan diri sebagai protes terhadap dukungan pemerintahan Biden terhadap Israel.

Dia mengatakan hal itu telah membuat tugasnya dalam mempromosikan hak asasi manusia “hampir mustahil”.

Annelle Sheline, 38, mengundurkan diri di tengah masa kontrak dua tahunnya dengan Departemen Luar Negeri AS sebagai pejabat urusan luar negeri di Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Perburuhan.

“Saya dan rekan-rekan saya menyaksikan dengan ngeri ketika pemerintahan ini mengirimkan ribuan amunisi, bom, senjata kecil, dan bantuan mematikan lainnya yang dipandu secara presisi ke Israel…. Kami terkejut dengan sikap pemerintah yang secara terang-terangan mengabaikan hukum Amerika,” tegas Sheline.

Resolusi Gencatan Senjata

Pada Senin, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan “gencatan senjata segera” di Gaza selama sisa bulan suci Ramadan, setelah Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara tersebut dan menolak memvetonya.

Resolusi tersebut juga menyerukan pembebasan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza dan “kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran” bantuan ke wilayah kantong yang terkepung tersebut.

AS telah mengajukan resolusi gencatan senjata di Gaza sejak bulan Februari sebagai cara menekan Israel.Washington semakin frustrasi dengan apa yang disebut Biden sebagai “pemboman tanpa pandang bulu” yang dilakukan Israel terhadap Gaza dan kegagalan menyusun rencana pascaperang untuk wilayah kantong yang terkepung tersebut.

PBB telah memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan. Sejumlah anak-anak telah tewas akibat kelaparan dan gizi buruk akibat blokade Israel di Jalur Gaza selama perang.

Laporan yang didukung PBB baru-baru ini memperingatkan kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara.

Krisis kelaparan telah diduga karena Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Tindakan rezim kolonial Israel merupakan bentuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Topik Menarik