RS Siti Khodijah Sepanjang Salurkan 800 Bingkisan Ramadhan dan Berikan Edukasi Tentang TBC

RS Siti Khodijah Sepanjang Salurkan 800 Bingkisan Ramadhan dan Berikan Edukasi Tentang TBC

Terkini | sidoarjo.inews.id | Jum'at, 29 Maret 2024 - 14:20
share

SIDOARJO, iNews.id-Ratusan warga di Kecamatan Taman, menerima bingkisan Ramadhan dari Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Spanjang, Jumat, (29/3) pagi.

Kegiatan tahunan yang dikemas dalam Seminar Awam, peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2024 dan Pembagian Bingkisan Ramadhan ini, digelar di ruang rawat jalan, gedung A, RS Siti Khodijah.

Pemberian bingkisan tersebut merupakan kerja sama antara RS Siti Khodijah Cabang Sepanjang dengan Lazismu. Direktur RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang, Dr. dr. Muhammad Hamdan, Sp.S (K) mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT karena telah berhasil mengembangkan RS Siti Khodijah.

"Sebagian keuntungan kita gunakan untuk kegiatan berdakwah salah satunya dengan memberikan bingkisan ke kaum dhuafa. Dan Alhamdulillah, tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 700 paket, saat ini mencapai 800 paket bingkisan," kata Hamdan.

Sebelum pembagian bingkisan, warga yang berasal dari beberapa desa di Kecamatan Taman, diberikan edukasi tentang bahayanya penyakit Tuberkulosis (TBC), dengan pemateri dr. Mohammad Subkhan, Sp. P. MM. FAPSR dan dr. Laily Irfana, Sp.N.

Seminar ini sebagai upaya pihak RS Siti Khodijah dalam memberikan pemaham ke warga, tentang penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Terlebih lagi proses pengobatan penyakit TBC yang diperlukan penanganan khusus.

"Seminar ini penting dilakukan, agar ada upaya pencegahan supaya tidak tertular penyakit TBC. Kebetulan RS Siti Khodijah ditunjuk pemerintah, untuk menangani pengobatan penyakit TBC yang peka dengan obat-obatan TB yang ada maupun penyakit TBC yang resisten dengan obat TB yang ada," terang Hamdan.

Terpisah, Kabag AIK dan Pemasaran dr. M. Perdana Airlangga, sp. JP, FIHA menjelaskan jumlah pasien rawat jalan TB resisten mengalami penurunan yang sebelumnya nomer 5, saat ini turun menjadi nomer 9.

"Dengan edukasi dan komunitas dapat terus menurunkan jumlah pasien rawat jalan. Karena TB resisten ini susah, kita perlu edukasi kepada pasien dan keluarga. Kadang masyarakat merasa terbebas dari TB, konsumsi obatnya jadi lupa, padahal, TB resisten itu, kalo tidak disiplin minum obat akan bertambah parah," jelas Angga.

Ia berharap, dengan kegiatan ini, bisa meringankan beban masyarakat, serta menambah wawasan warga terkait penyakit TBC.

"Smoga dengan seminar ini masyarakat akan faham tentang penyakit TB, sehingga mereka bisa melakukan pencegahan dini, tidak sampai tertular TB," harap Angga.

Topik Menarik