Mudik Bukan Jawa Saja

Mudik Bukan Jawa Saja

Terkini | mnctrijaya | Kamis, 25 April 2024 - 22:22
share

JAKARTA- Tanpa sorotan kamera dan peliputan 24 jam, mudik dari ibukota menuju Sumatera memiliki cerita tersendiri.

Tak ada seremoni lengkap dengan bendera start yang diangkat pejabat-pejabat, seperti ketika pembukaan One Way di Gerbang Tol Kalikangkung pada arus balik, Sabtu 13 April 2024. Yang ada justru kisah klasik jalan rusak, dan permakluman pada kemacetan yang biasa terjadi.

Pemudik asal Batusangkar Sumatera Barat, Voni, baru pertama kali mengalami mudik pada Lebaran 2024. Pada beberapa tahun terakhir, Voni mengaku tidak berkesempatan pulang kampung.

"Sudah 6 tahun, saya harus bekerja dengan waktu cuti singkat dan Alhamdulillah ada kesempatan mudik, jadi senang banget," ceritanya.

Berangkat dari Depok Jawa Barat menumpang bus menuju Batusangkar, Voni beruntung dapat mudik lebih awal tepatnya pada 27 Maret, atau 14 hari sebelum Hari Raya Idulfitri. Menurutnya, secara umum perjalanannya berlangsung lancar, namun tak disangka dia mengalami kemacetan di Pelabuhan Merak, Banten.

Meski belum memasuki masa puncak mudik, moda yang ditumpangi Voni harus mengantre sekitar 2 jam. "Terbayang kan panas-panasnya dan gak nyamannya," keluh Voni.

Antrean masuk ke kapal menyebabkan kepadatan terjadi, tanpa informasi yang jelas karena berita kepadatan Merak, di mana pemudik harus menunggu selama 9-10 jam, baru terdengar pada puncak mudik tanggal 6-7 April 2024.

Voni berharap, pada masa mudik mendatang, kelancaran di Pelabuhan Merak ditingkatkan. "Petugas perlu diperbanyak karena pada H-14 saja sudah ada kepadatan, tetapi petugas terbatas," harap Voni.

Cerita mudik ke Batusangkar juga dialami jurnalis iNews TV, Ike Kesuma. Mudik pada H+1 Lebaran, Ike beruntung tidak lagi mengalami kemacetan panjang di Pelabuhan Merak. Tetapi tantangan lainnya dihadapi Ike.

Serupa dengan Voni, Ike juga memulai perjalanan dari Kota Depok, namun berkendara pribadi bersama istri dan anaknya. "Suasana Lebaran di Sumatera Barat ini memang selalu mengerikan karena kemacetan ya," katanya.

Ike bercerita sanak saudaranya harus mengalami kemacetan selama 16 jam dari Kota Padang ke Batusangkar. "Tante saya sudah nenek-nenek semua di atas 75 tahun, berangkat dari Padang jam 8 pagi, tiba pukul 11 malam di Batusangkar," ungkapnya.

Padahal pada waktu normal, perjalan tersebut cukup dilalui dalam 1,5 sampai 2 jam saja. "Tetapi ya memang biasa pada masa mudik," tuturnya.

Sementara Ike sendiri, menghadapi jalan-jalan rusak di perjalanan setelah tol Terbanggi Besar-Kayu Agung. "Kondisi perjalanan rusak parah di lintas Sumatera berbeda dengan Lintas Jawa, yang ada tol cukup panjang dari Jakarta ke Surabaya," jelas Ike.

Meski menantang, Ike tetap bisa menikmati perjalanan dengan pemandangan indah termasuk sensasi menikmati eloknya Danau Maninjau, terlihat dari Kelok Ampek Ampek (Kelok 44) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, penghubung Bukittinggi dan Maninjau.

Saat menutup Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2024 / 1445 Hijriah di Kantor Kementerian Perhubungan, Jumat (19/4), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan apresiasi kepada seluruh pihak atas kolaborasi dan koordinasi sehingga Angkutan Lebaran 2024 dapat berjalan dengan baik.

"Saya bangga dan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak dan unsur terkait atas koordinasi dan kerja nyata bersama sehingga mudik kali ini dapat berjalan dengan baik. Terima kasih kepada Kementerian dan Lembaga terkait, Kemenko PMK, Pemerintah Daerah, Polri, TNI, operator transportasi, media yang mendukung secara intens, serta seluruh masyarakat, kami sampaikan terima kasih," ujar Menhub.

Menhub tidak memungkiri terdapat sejumlah catatan dan evaluasi dari Angleb tahun ini. Hal ini terutama dilandasi oleh lonjakan pergerakan yang sangat signifikan. (MAR)

Topik Menarik