Pakar Ungkap Tantangan Besar Pemanfaatan Biodiesel B40-B50 di Indonesia

Pakar Ungkap Tantangan Besar Pemanfaatan Biodiesel B40-B50 di Indonesia

Terkini | idxchannel | Senin, 8 Desember 2025 - 13:20
share

IDXChannel - Pemanfaatan biodiesel menjadi salah satu pilihan untuk transisi energi. Namun, pemanfaatan skala besar tidak lepas dari berbagai tantangan. 

Pakar Teknologi Fluida, Antoni Sutiono, mengatakan biodiesel seperti B40 dan B50 memiliki karakteristik sensitif terhadap perubahan suhu, metode penyimpanan, hingga proses distribusi. 

"Kondisi geografis Indonesia yang luas dan beragam membuat pengawasan kualitas bahan bakar menjadi jauh lebih kompleks," ujarnya dalam diskusi bertajuk Biodiesel Conditioning: Deep Dive into B40 & B50 Fuel Polishing System, dikutip Senin (8/12/2025).

Dia menjelaskan, biodiesel B40-B50 bersifat higroskopis atau mudah menyerap air dari lingkungan sekitar. Selain itu, biodiesel rentan terhadap oksidasi dan dapat bersifat korosif terhadap material tertentu.

Hal ini disebut Antoni jadi tantangan tersendiri bagi para pengguna B40-B50. Sebab, jika kualitasnya tidak dijaga, bahan bakar ini dapat merusak komponen dan mengurangi performa mesin, serta berisiko menggugurkan garansi mesin apabila standar kebersihan bahan bakarnya tidak terpenuhi.

"Setiap produsen mesin memiliki standar kebersihan bahan bakar yang berbeda. Karena itu, pengguna harus menjaga kualitas biodiesel sesuai syarat pabrikan mesin agar performa tetap optimal dan garansi tetap berlaku," ujarnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Antoni menekankan perlunya program mitigasi yang komprehensif dalam pemanfaatan biodiesel B40-B50. Program ini mencakup tiga aspek utama, yaitu engineering, pencegahan, dan praktik penanganan yang baik.

Pada aspek engineering, perhatian difokuskan pada pemilihan material yang tepat, desain tangka penyimpanan yang sesuai, serta penerapan sistem filtrasi bahan bakar yang efektif.

Sementara itu, aspek pencegahan dilakukan melalui fluid reliability program, mulai dari pemilihan bahan bakar berkualitas, metode pengisian yang benar, hingga pengujian kualitas secara rutin.

Upaya ini harus dilengkapi dengan perawatan berkelanjutan seperti menjaga kebersihan tangki, mengelola suhu penyimpanan, serta mengendalikan partikel dan kelembapan agar kualitas biodiesel tetap stabil. 

Antoni juga menyoroti pentingnya praktik penanganan yang baik.

"Terdapat aspek praktik penanganan yang baik yang mencakup manajemen pertumbuhan mikroorganisme, penggunaan aditif biosida, dan penerapan teknologi enzim," kata Antoni.

(NIA DEVIYANA)

Topik Menarik