Profil Patrice Talon, Presiden Benin yang Lolos dari Kudeta Perwira Militer

Profil Patrice Talon, Presiden Benin yang Lolos dari Kudeta Perwira Militer

Terkini | inews | Senin, 8 Desember 2025 - 07:41
share

JAKARTA, iNews.id - Presiden Benin Patrice Talon kembali menjadi sorotan internasional setelah berhasil lolos dari percobaan kudeta militer yang mengguncang negara Afrika Barat itu, Minggu (7/12/2025). Meski upaya pengambilalihan kekuasaan berhasil digagalkan, insiden itu menambah panjang daftar tantangan politik yang dihadapi Talon sejak memimpin Benin. 

Sosoknya yang dikenal tegas, kontroversial, dan memiliki latar belakang bisnis yang kuat kini kembali diuji dalam menjaga stabilitas negara.

Profil Presiden Benin Patrice Talon

Latar Belakang Pendidikan

Patrice Guillaume Athanase Talon lahir pada 1 Mei 1958 di Ouidah, kota pesisir bersejarah di Benin. Dia berasal dari keluarga sederhana namun mementingkan pendidikan. Talon menempuh pendidikan tinggi di Dakar, Senegal, sebelum melanjutkan studi ke Prancis untuk mempelajari ekonomi dan manajemen. Ketertarikannya pada dunia bisnis muncul sejak muda, terutama pada sektor perdagangan dan industri.

Karier Bisnis: Dari Pedagang Kacang Mete hingga Raja Kapas

Sebelum terjun ke politik, Talon membangun karier sebagai pengusaha sukses. Dia memulai dari perdagangan kacang mete dan berkembang menjadi salah satu figur kunci dalam industri kapas di Benin. Perusahaannya, yang kemudian mendominasi sektor pengolahan kapas, membuatnya dijuluki Raja Kapas Benin.

Pengaruh ekonominya terus meluas, dan Talon menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di kawasan Afrika Barat.

Terjun ke Dunia Politik

Keterlibatan Talon dalam politik Benin dimulai pada awal 2010-an ketika dia menjadi pendukung utama Presiden Thomas Boni Yayi. Namun hubungan keduanya memburuk setelah Talon dituduh terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap Yayi pada 2012. Namun Talon membantah keras tuduhan tersebut dan pergi ke pengasingan di Prancis. 

Setelah berganti pemerintahan, dia menerima amnesti dan kembali ke Benin.

Menjadi Presiden Benin

Pada 2016, Talon mencalonkan diri sebagai presiden dan memenangkan pemilu. Dia berjanji melakukan reformasi ekonomi, menekan korupsi, serta meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan publik. Gaya kepemimpinannya yang pragmatis namun otoriter kerap menuai kritik, terutama setelah dia melakukan revisi undang-undang pemilu dan membatasi oposisi politik.

Pada 2021, Talon kembali terpilih untuk masa jabatan kedua, meski pemilu tersebut menuai sorotan karena minimnya partisipasi oposisi akibat berbagai hambatan administratif dan hukum.

Lolos dari Percobaan Kudeta Militer

Upaya kudeta terbaru memperlihatkan ketegangan politik yang masih mengemuka di Benin. Sejumlah personel militer yang tidak puas mencoba mengambil alih kekuasaan, namun aksi tersebut cepat digagalkan oleh pasukan loyalis Talon. Presiden dipastikan selamat dan tetap memegang kendali pemerintahan.

Peristiwa ini memperkuat persepsi bahwa Benin, yang dulu dianggap sebagai salah satu demokrasi paling stabil di Afrika, kian terjebak dalam dinamika politik yang rapuh.

Kepemimpinan yang Kontroversial

Selama dua periode menjabat, Talon dikenal sebagai pemimpin yang berorientasi hasil tetapi juga cenderung membatasi ruang politik bagi kelompok oposisi.

Pemerintahannya dipuji karena meningkatkan pembangunan infrastruktur, memperbaiki sistem pajak, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun dia juga dikritik karena menindak lawan politik, memperketat aturan pemilu, mengurangi independensi lembaga demokrasi, serta memperkuat kekuasaan eksekutif.

Topik Menarik