Defisit Dagang Melebar, Macron Ancam Kenakan Tarif Impor untuk China
IDXChannel - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengancam China dengan pengenaan tarif impor jika Beijing gagal mengambil langkah untuk mengurangi surplus perdagangannya yang sangat besar dengan Uni Eropa.
Pernyataan itu dipublikasikan pada Minggu (7/12/2025) Waktu setempat.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka tidak bereaksi, kami orang Eropa akan terpaksa mengambil langkah-langkah kuat dalam beberapa bulan ke depan," ujar Macron kepada harian bisnis Les Echos setelah kembali dari kunjungan kenegaraannya ke China, dilansir Channel News Asia, Senin (8/12/2025).
Menurut Macron, langkah-langkah yang dia maksud dapat mencontoh kebijakan yang telah diterapkan Amerika Serikat (AS), misalnya, yang mengenakan tarif terhadap produk-produk asal China.
Defisit perdagangan Uni Eropa dengan China, yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS, melampaui 300 miliar euro (USD350 miliar) pada 2024, tulis Les Echos.
Ke-27 negara anggota Uni Eropa tidak dapat menetapkan kebijakan perdagangan, termasuk tarif, secara individual. Kebijakan tersebut diwakili oleh Komisi Eropa.
Macron, yang memimpin negara dengan ekonomi terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman, mengakui bahwa membangun kesepakatan bersama di seluruh blok terkait isu tarif terhadap China bukanlah hal yang mudah.
Jerman, yang memiliki kehadiran ekonomi kuat di China, menurutnya, belum sepenuhnya sejalan dengan pandangannya.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tahun ini memberlakukan tarif sebesar 57 persen terhadap produk-produk China, meskipun kemudian diturunkan menjadi 47 persen sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai kedua negara pada Oktober.
"China ingin menembus jantung model industri dan inovasi Eropa, yang secara historis bertumpu pada mesin perkakas dan industri otomotif," kata Macron.
Ia menilai proteksionisme AS telah memperburuk masalah bagi UE, karena China secara besar-besaran mengalihkan produk yang awalnya ditujukan ke Amerika ke pasar Eropa.
"Kami saat ini terperangkap di tengah. Ini adalah persoalan hidup dan mati bagi industri Eropa," ujar Macron.
Selama kunjungannya ke China, Macron mengatakan UE perlu menerima lebih banyak investasi langsung dari China sebagai bagian dari upaya mengurangi defisit perdagangan.
"Kami tidak bisa terus-menerus hanya mengimpor. Perusahaan-perusahaan China harus datang ke Eropa," ujarnya.
Macron menekankan bahwa UE perlu mengombinasikan perlindungan terhadap sektor-sektor yang paling rentan, seperti industri otomotif, dengan upaya meningkatkan daya saing.
(NIA DEVIYANA)










