Biden Berjanji Tidak Akan Kirim Militer Amerika ke Ukraina

Biden Berjanji Tidak Akan Kirim Militer Amerika ke Ukraina

Global | sindonews | Rabu, 2 Maret 2022 - 22:08
share

WASHINGTON - Presiden Joe Biden telah meyakinkan anggota parlemen Amerika bahwa personel militer Amerika Serikat (AS) tidak akan ambil bagian dalam perang di Ukraina , dan tidak ada satu pun anggota militer yang akan dikirim ke negara Eropa Timur untuk melawan Angkatan Darat Rusia .

Menyampaikan pidato kenegaraannya kepada Kongres pada hari Selasa waktu setempat, Biden menekankan bahwa pasukan AS tidak terlibat dan tidak akan terlibat dalam konflik dengan pasukan Rusia di Ukraina.

Namun, menurut pemimpin AS, pasukan Amerika, skuadron udara, dan kapal perang sedang dikerahkan di tempat lain di benua itu untuk membela sekutu NATO jika Putin memutuskan untuk terus bergerak ke barat. Biden menyebut Polandia, Rumania, Latvia, Lituania, dan Estonia sebagai negara yang meningkatkan kehadiran militer AS.

Presiden Amerika itu kemudian memperingatkan Moskow bahwa, sesuai dengan prinsip Pasal 5 NATO, Washington akan menyelamatkan sekutu NATO-nya jika Rusia menargetkan mereka.

"NATO siap untuk mempertahankan setiap inci wilayah negara-negara NATO dengan kekuatan penuh dari kekuatan kolektif kita," seperti dilansir dari Russia Today , Rabu (2/3/2022).

Meskipun tidak mengirim pasukan ke Ukraina, ungkap Biden, AS akan memberi negara Eropa Timur itu bantuan langsung lebih dari USD1 miliar, yang diharapkan datang dalam bentuk bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan.

Dia juga mencoba untuk menghilangkan kekhawatiran warga Amerika atas krisis Ukraina, meyakinkan mereka bahwa AS "akan baik-baik saja."

Menurut presiden AS, konflik militer saat ini pada akhirnya akan membuat Rusia lebih lemah dan seluruh dunia lebih kuat.

Berbicara tentang mitranya dari Rusia, Biden mengklaim bahwa Putin sekarang terisolasi dari dunia lebih dari sebelumnya sebuah pernyataan yang disambut tepuk tangan oleh anggota Kongres.

Sejak 24 Februari, ketika Moskow melancarkan serangan militernya di Ukraina, AS bersama dengan sekutunya di Eropa dan Asia telah menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, menargetkan, antara lain, aset bank sentralnya, bank komersial utama, dan kepemimpinan negara. Lebih dari 35 negara, termasuk AS, Kanada, dan seluruh Uni Eropa, telah menutup wilayah udara mereka untuk pesawat Rusia.

Menjelaskan perlunya intervensi militer di negara tetangga, Presiden Putin berpendapat bahwa Ukraina harus "didemiliterisasi dan didenazifikasi." Dia juga menyebutkan perlunya melindungi penduduk republik Donbass yang berbahasa Rusia.

Ukraina dan sekutu Baratnya bersikeras bahwa ini hanya digunakan sebagai dalih untuk menyerang negara berdaulat, dan untuk memasang pemerintah boneka pro-Rusia di Kiev.

Topik Menarik