Rakyat Ukraina Pekikkan Kalimat yang Mungkin Bikin Rusia Gentar!

Rakyat Ukraina Pekikkan Kalimat yang Mungkin Bikin Rusia Gentar!

Global | wartaekonomi | Senin, 14 Februari 2022 - 12:21
share

Ribuan warga Ukraina pada Sabtu (12/2/2022) berunjuk rasa di Kyiv untuk menunjukkan persatuan di tengah ketakutan terhadap rencana invasi Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan kepada para peserta aksi protes agar tidak panik.

Ribuan warga Ukraina berbaris melalui pusat kota Kyiv sambil meneriakkan "Kemuliaan bagi Ukraina".

Mereka membawa bendera dan spanduk Ukraina dengan tulisan, "Ukraina akan melawan" dan "Penjajah harus mati".

Presiden Zelenskiy menghadiri latihan polisi di wilayah Kherson selatan. Dia mengatakan, serangan Rusia dapat terjadi kapan saja. Menurutnya, semua informasi tentang rencana invasi Rusia hanya memprovokasi kepanikan. Dengan demikian, Zelenskiy mengimbau kepada seluruh warga Ukraina agar tidak panik.

"Saya tidak bisa setuju atau tidak setuju dengan apa yang belum terjadi. Sejauh ini, tidak ada perang skala penuh di Ukraina," kata Zelenskiy.

Amerika Serikat dan sejumlah pemerintah Barat telah mendesak warganya untuk meninggalkan Ukraina. Washington pada Sabtu telah memerintahkan sebagian besar staf kedutaan Kyiv untuk pergi. Zelenskiy menegaskan bahwa, Ukraina telah siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan serangan dari Rusia.

"Kami harus siap setiap hari. Itu tidak dimulai kemarin. Ini dimulai pada 2014, jadi, kami siap dan inilah mengapa kami ada di sini," kata Zelenskiy merujuk pada pencaplokan Krimea oleh Rusia dan dukungan untuk anti-pemberontakan separatis Kyiv di wilayah timur.

Dalam pernyataan terpisah, Kepala Angkatan Bersenjata Ukraina Valery Zaluzhny dan Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov mengatakan, invasi tidak akan merebut Kyiv, Odessa, Kharkiv, atau kota Ukraina lainnya. Mereka menegaskan bahwa, pertahanan Ukraina telah diperkuat

"Kami telah memperkuat pertahanan Kyiv. Kami telah melalui perang dan persiapan yang matang. Oleh karena itu, kami siap untuk bertemu musuh," kata Zaluzhny, merujuk ke berbagai senjata anti-roket dan anti-pesawat yang diterima dari Barat.

Militer mengatakan, intelijen Ukraina dan tentara memiliki kendali atas situasi di perbatasan. Kyiv telah mengoordinasikan tindakannya dengan sekutu.

"Persatuan demokrasi terkemuka seperti itu belum ada selama beberapa dekade," kata Zaluzhny dan Reznikov.

Ketegangan telah meningkat karena Rusia mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat Ukraina dan melakukan latihan skala besar. Amerika Serikat pada Jumat (11/2) mengatakan bahwa, invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai kapan saja. Sementara Rusia membantah berencana untuk menyerang negara tetangganya itu.

Topik Menarik