Simak Moms! 4 Penyebab Anak Jadi Tukang Bully, Nomor 1 Jadi Ajang Balas Dendam

Simak Moms! 4 Penyebab Anak Jadi Tukang Bully, Nomor 1 Jadi Ajang Balas Dendam

Gaya Hidup | herstory | Jum'at, 29 Juli 2022 - 09:40
share

Kasus perundungan atau bullying pada anak semakin marak terjadi. Gak jarang tindakan intimidasi seperti ini yang membuat korbannya jadi malas sekolah, hingga depresi.

Nah, bisa jadi anak Moms menjadi korban atau justru jadi tukang bully. Melansir laman SehatQ , ada beberapa faktor penyebab anak bisa jadi tukang bully. Apa saja?

1. Pernah menjadi korban bully

Sejatinya saat kita tahu betapa sakitnya diperlakukan dengan gak baik, maka selanjutnya kita tidak melakukan hal yang sama. Tapi, kenyataan yang terjadi gak selalu demikian.

Ada pula anak yang menjadi tukang bully disebabkan dulunya pernah mendapat perlakuan sama. Ada perasaan ingin balas dendam dan unjuk kekuatan kalau kini dia sudah menjadi kuat.

Itulah yang bisa kita lihat dari fenomena ospek. Jika dulu ketika baru masuk jadi siswa sering ditekan oleh kakak kelas, giliran dia jadi kakak kelas menekan balik adik kelas.

2. Dibesarkan di lingkungan penuh kekerasan

Alasan selanjutnya kenapa anak bisa jadi tukang bully, adalah dibesarkan di lingkungan yang mewajarkan kekerasan. Baik kekerasan fisik maupun mental.

Kondisi tersebut selain membuat anak jadi agresif, ia pun akan mencontoh perilaku serupa ke orang-orang sekitarnya. Dalam hal ini pihak yang dianggap jadi sasaran empuk tindakannya.

3. Miliki orangtua gak tegas

Di satu sisi orangtua yang otoriter bisa melahirkan anak tukang bully, tapi orangtua yang tidak tegas pun bisa berdampak sama. Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang lemah, yakni apa pun yang diinginkan anak selalu dituruti bisa membuat anak jadi arogan. Merasa kalau dunia ini berada di bawah kekuasaannya. Itu sebabnya sebagai orangtua penting untuk menerapkan pola asuh seimbang. Nggak galak, tapi gak permisif juga.

4. Pembiaran dari sekolah

Kurang tegasnya tindakan dari pihak sekolah juga dapat membuat pelaku bullying leluasa melakukan perbuatannya. Hal ini pun bisa dicontoh oleh anak lain ketika melihat pihak sekolah membiarkan.

Ada baiknya orangtua sejak dini menanamkan ke anak akhlak mulia dan kewajiban untuk berbuat baik pada sesama. Dengan begitu, tidak ada lagi anak yang merasa benar untuk mengintimidasi orang lain.

Topik Menarik