Isra Mi`raj Dalam Al Qur`an

Isra Mi`raj Dalam Al Qur`an

Gaya Hidup | inewsid | Sabtu, 26 Februari 2022 - 09:43
share

JAKARTA, iNews.id - Peristiwa Isra Mi\'raj dalam Al Qur\'an merupakan satu rangkaian namun dijelaskan dalam dua surat berbeda yakni, Surat Al Isra ayat 1 dan Surat An Najm ayat 13-18.

Tahun ini, peristiwa Isra Mi\'raj yang terjadi pada 27 Rajab diperingati tanggal 28 Februari 2022 bertepatan hari Selasa.

Dalam Surat Al Isra ayat 1 dijelaskan tentang peristiwa isra atau perjalanan suci Nabi Muhammad SAW pada malam hari bersama malaikat Jibril dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina.

Sedangkan peristiwa Mi\'raj atau dinaikkannya Nabi Muhammad SAW ke Sidratil Muntaha atau langit ketujuh dijelaskan dalam Surat An Najam (Bintang) ayat 13-18.

Isra Mi\'raj merupakan peristiwa luar biasa yang dialami Nabi Muhammad SAW. Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, yaitu 3 tahun sebelum hijrah.

Pengertian Isra Mi\'raj

Kata Isra berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan malam, sedangkan menurut istilah Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw. pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina.

Miraj berarti naik atau menuju keatas, menurut istilah Miraj adalah naiknya Nabi Muhammad Saw. dari Masjidil Aqsha menuju ke al Arsy (Sidrotul Munthaha) untuk menghadap Allah Swt. Isra Miraj adalah pertolongan dari Allah SWT untuk Nabi yang mulia ini.

Peristiwa Isra Mi\'raj terjadi pada malam ke-27 Rajab dari tahun ke-10 masa kenabian. Ketika Rasulullah tertidur, tiba-tiba Jibril mendatangi Nabi SAW dengan membawa Buraq yang dapat berlari kencang laksana kilat.

Lalu Jibril menaikkan Nabi SAW di atas Buraq ini yang kemudian dari sana beliau dinaikkan ke langit dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang agung.

Peristiwa Isra Mi\'raj ini diabadikan dalam Al Quran, Surat Al Isra ayat 1. Allah SWT berfirman:

Latin: Subaanalladii asraa bi\'abdihii lailam minal-masjidil-araami ilal masjidil aqshalladzii baaraknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii\'ul bashiiir

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Isra:1).

Para ulama hadits menyatakan bahwa Rasulullah SAW menjalani Isra-nya dalam keadaan terjaga, bukan dalam keadaan tidur (mimpi), yaitu dari Mekah ke Baitul Maqdis dengan mengendarai Buraq.

Nabi Muhammad SAW menempuh perjalanan Isra Mi\'raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Nabi Muhammad Saw. mengendarai Buraq yang dibawa Malaikat Jibril dari Surga.

Perjalanan Isra ke Masjidil Aqsha

Dikutip dari Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Aliyah kelas X terbitan Kemenag, perjalanan Isra Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril menuju Masjidil Aqsha di Palestina diawali dengan singgah di lima tempat.

Dalam setiap perjalanan, berhenti sejenak dan melaksanakan salat sunnah 2 rakaat. Nabi SAW bersama Malaikat Jibril pertama singgah di Kota Madinah. Jibril menjelaskan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa di tempat inilah kelak Nabi Muhammad SAW berhijrah.

Selanjutnya, Nabi SAW bersama Jibril as singgah di Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa as ketika dikejar tentara Firaun dan melaksanakan shalat dua rakaat.

Setelah melanjutkan perjalanan, Jibril menyuruh Nabi Muhammad SAW turun untuk salat sunnah 2 rakaat. Di Thuur Sina, yaitu tempat Nabi Musa AS berbicara langsung dengan Allah SWT.

Kemudian untuk yang keempat kalinya Jibril menyuruh Nabi Muhammad SAW berhenti untuk melakukan salat sunnah 2 rakaat lagi di Baitul Lahm, tempat Nabi Isa asl lahir.

Nabi SAW bersama Jibril kemudian singgah di Masjidil Aqsha di Pelestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut.

Dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa peristiwa yang sangat bermakna. Nabi Muhammad Saw. juga disuguhi dua buah gelas yang berisi susu dan arak, Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.

Perjalanan Miraj ke Sidratul Muntaha

Setelah menjadi imam shalat di Masjid Al Aqsa, Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril menuju Sidratul munthaha untuk menghadap Allah Swt.

Peristiwa Mi\'raj ini disebutkan dalam Al Quran, Surat An Najm ayat 13-18. Allah SWT berfirman:

(13) (14) (15) (16) (17) (18)

Latin : Walaqad ra abu nazlatan ukhraa, \'inda Sidratil Muntaha, \'indaha jannatul ma waa, idz yaghsyas sidrati ma yaghsyas, maa zaaghal basharu wamaa thagha, laqad ra aaa min aayati rabbihil kubraa.

Arti : Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu\' (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar. (QS. An Najm ayat 13-18).

Dalam perjalanan menuju sidrotil munthaha Nabi Muhammad SAW dan Malikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu :
1. Langit pertama, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Adam
2. Langit kedua, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Ishaq
3. Langit ketiga, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Yusuf
4. Langit keempat, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Idris
5. Langit kelima, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Harun
6. Langit keenam, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Musa
7. Langit ketujuh, Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi Ibrahim

Setelah melewati ke tujuh lapis langit tersebut Rasulullah Saw. diajak ke Baitul Makmur tempat para malaikat melaksanakan thawaf.

Kemudian Rasulullah Saw naik menuju sidratil munthaha dan dalam perjalanan ini malaikat Jibril tidak ikut serta. Kemudian Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Allah Swt, dalam pertemuan tersebut Allha Swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk melaksanakan shalat sebanyak lima puluh waktu.

Ketika hendak turun nabi Muhammad Saw. bertemu dengan Nabi Musa AS dan diceriterakanlah apa yang telah diperintahkan Allha Swt. kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi Musa menyuruh Rasulullah Saw untuk kembali menghadap Allah Swt untuk memohon keringanan perintah shalat, Allah Swt memberi keringanan kepada Nabi Muhammad Saw menjadi lima waktu untuk setiap harinya.

Allah Swt menjanjikan pahala yang sama bagi umat Nabi Muhammad Saw seperti melaksanakan shalat 50 waktu.

Topik Menarik