Saham Petrokimia Ini Bagger Sepekan, Analis Ingatkan Risiko Euforia
IDXChannel – Saham emiten petrokimia PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) melonjak sepanjang pekan ini, tersengat kabar peresmian kompleks petrokimia hilir milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di kawasan Cilegon, Banten, pada Kamis (6/11/2025).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan Jumat (7/11), saham Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) melesat hingga auto rejection atas (ARA) 25,00 persen ke level Rp515 per unit dengan nilai transaksi mencapai Rp112,42 miliar. Kenaikan ini memperpanjang reli saham FPNI menjadi enam hari beruntun.
Dalam sepekan terakhir, saham produsen polietilena (PE) atau bahan baku utama plastik tersebut telah melesat hingga 150 persen, menjadikannya sebagai salah satu saham yang mencatatkan kenaikan berlipat ganda (bagger).
Lonjakan yang terbilang tajam dan tiba-tiba ini membuat BEI mengeluarkan peringatan Unusual Market Activity (UMA) pada Kamis (6/11) lalu.
BRI Danareksa Sekuritas menjelaskan bahwa lonjakan saham FPNI muncul seiring pemberitaan mengenai peresmian pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara milik LCI oleh Presiden Prabowo pada Kamis (6/11).
“Kenaikan saham FPNI dipicu oleh sentimen positif atas peresmian pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia (LCI), bagian dari grup yang sama. Proyek LCI berpotensi memberi pasokan bahan baku lebih efisien bagi FPNI dan mengurangi ketergantungan impor,” kata BRI Danareksa.
Namun, analis BRI Danareksa menilai kenaikan tersebut belum sepenuhnya mencerminkan perubahan fundamental.
“Lonjakan harga saat ini lebih karena euforia dan spekulasi jangka pendek, sementara dampak fundamental baru akan terlihat jika FPNI benar-benar memperoleh suplai langsung dari LCI yang bisa menekan biaya produksi,” imbuh BRI Danareksa.
Rapor teranyar, FPNI membukukan kinerja keuangan yang membaik signifikan hingga periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025. Perseroan mencatat laba bersih sebesar USD5,55 juta, berbalik dari rugi USD2,92 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan FPNI tercatat sebesar USD233,9 juta, turun dari USD281,3 juta tahun lalu seiring tekanan harga dan permintaan. Namun, perseroan berhasil menekan beban serta mencatat keuntungan lain-lain, sehingga laba sebelum pajak berbalik positif menjadi USD4,20 juta dari rugi USD4,17 juta tahun sebelumnya.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat USD5,54 juta, dengan laba per saham dasar sebesar USD0,0010, berbanding rugi USD0,0005 per saham pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan tahunan perseroan di 2024, FPNI berada di bawah kendali grup petrokimia global Lotte melalui struktur kepemilikan berlapis yang melibatkan entitas di Korea Selatan dan Malaysia. Berdasarkan prospektus perseroan, pengendali terakhir FPNI adalah Lotte Corporation (LC) yang berkedudukan di Korea Selatan.
LC memiliki 25,31 persen saham di Lotte Chemical Corporation (LCC). LCC kemudian menguasai 75,86 persen kepemilikan pada Lotte Chemical Titan Holding Berhad (LCTH) yang tercatat di Bursa Malaysia. Selanjutnya, LCTH menggenggam 100 persen saham Lotte Chemical Titan International Sdn. Bhd. (LCTISB).
Melalui LCTISB inilah pengendalian terhadap FPNI dijalankan. LCTISB tercatat memegang 92,50 persen saham FPNI, sementara publik memiliki sekitar 7,5 persen saham perseroan.
Sementara itu, proyek cracker LCI di Cilegon sendiri berada di bawah Grup Lotte, di mana Lotte Chemical Titan Holding memegang 51 persen saham di LCI.
Prabowo Resmikan Pabrik LCI
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menghadiri peresmian kompleks petrokimia hilir milik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, pada Kamis (6/11).
Turut mendampingi Presiden, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Banten Andra Soni, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Dari pihak Korea, acara ini dihadiri Chairman Lotte Group Shin Dong-bin serta CEO Lotte Chemical Indonesia Yim Dong Hee.
Proyek Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project) di Cilegon merupakan realisasi investasi besar Lotte Chemical di Indonesia yang mencapai sekitar USD3,9 miliar (setara Rp62 triliun) untuk membangun kompleks Petrokimia Hilir berteknologi tinggi.
Pabrik yang dibangun oleh LCI memiliki kapasitas produksi ethylene sebesar 1.000 kilo ton per tahun (kTA), menjadikannya pabrik ethylene terbesar di Indonesia dan pabrik naphtha cracker pertama yang berdiri di tanah air selama 30 tahun terakhir.
Selain itu, proyek Pabrik Petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia merupakan salah satu investasi besar asal Korea Selatan dan menjadi simbol kuatnya hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.









