Harga Minyak Mentah Menguat Lagi, Brent Nyaris Sentuh 90 Dolar AS per Barel

Harga Minyak Mentah Menguat Lagi, Brent Nyaris Sentuh 90 Dolar AS per Barel

Ekonomi | inews | Sabtu, 27 April 2024 - 06:37
share

HOUSTON, iNews.id - Harga minyak mentah ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (26/4/2024) waktu setempat. Kenaikan ini imbas dari ketegangan di Timur Tengah dan memudarnya harapan Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga di tengah penguatan dolar dan data inflasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 49 sen atau 0,55 persen menjadi 89,50 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 28 sen atau 0,34 persen menjadi 83,85 dolar AS per barel.

Kekhawatiran pasokan mendukung kenaikan harga seiring berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, keputusan apa pun dari Pengadilan Kriminal Internasional, yang menyelidiki serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan serangan militer Israel di Gaza, tidak akan mempengaruhi tindakan Israel.

Ketika ketegangan meningkat, militer Israel menyebut angkatan udaranya menyerang Distrik Beqaa Barat di Lebanon dan membunuh seorang militan yang melancarkan serangan terhadap Israel.

Selain itu, Israel meningkatkan serangan udara di Rafah pada hari Kamis setelah mengatakan akan mengevakuasi warga sipil dari kota di Gaza selatan dan melancarkan serangan habis-habisan meskipun sekutu memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat menyebabkan korban jiwa yang besar.

“Israel tidak takut untuk datang dan mendukung diri mereka sendiri jika perlu, orang-orang menyaksikan apa yang terjadi antara Netanyahu dan Biden,” ucap Kepala Ekonom Matador Economic, Tim Snyder.

Sementara itu, tekanan makroekonomi membatasi kenaikan harga minyak setelah data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan peningkatan inflasi. Dalam 12 bulan hingga Maret, inflasi AS naik 2,7 persen setelah kenaikan 2,5 persen di bulan Februari. 

The Fed memiliki target inflasi sebesar 2 persen. Diperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu depan.

“Data ekonomi pagi ini cukup bagi pelaku pasar untuk menyimpulkan bahwa The Fed tidak akan segera melakukan penurunan suku bunga dalam waktu dekat,” ucap John Kilduff dari Again Capital LLC.

Sementara itu, dolar melonjak ke level tertinggi baru dalam 34 tahun terhadap yen pada hari Jumat, sebagian didukung oleh data inflasi AS.

Topik Menarik