Unilever Bakal Pisahkan Bisnis Es Krim Tahun Depan dan PHK 7.500 Karyawan

Unilever Bakal Pisahkan Bisnis Es Krim Tahun Depan dan PHK 7.500 Karyawan

Ekonomi | inews | Rabu, 20 Maret 2024 - 06:41
share

AMSTERDAM, iNews.id - Unilever menyampaikan bakal memisahkan unit bisnis es krimnya, yang merupakan rumah bagi merek-merek terkenal seperti Magnum dan Ben & Jerry's. Perusahaan juga akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawan dalam program penghematan biaya terbaru.

Perusahaan menyebut, spin-off ini akan segera dimulai dan diharapkan selesai pada akhir 2025. CEO Unilever Hein Schumacher menuturkan, bisnis es krim saat ini dalam proses pindah ke kantor pusat terpisah di Amsterdam. Dia juga menyebut terbuka terhadap berbagai pilihan terkait di mana perusahaan tersebut dapat mencatatkan sahamnya.

Mengutip Reuters , rencana tersebut disambut baik oleh aktivis investor dan anggota dewan dana, Nelson Peltz dan pemegang saham Unilever, Aviva.

Unilever menyampaikan ingin menghasilkan pertumbuhan penjualan dasar satu digit dan sedikit peningkatan margin setelah pemisahan bisnis tersebut. Diketahui, bisnis es krim menyumbang sekitar 16 persen dari penjualan global Unilever, dan di beberapa negara menyumbang sepertiga atau 40 persen.

Tak hanya itu, Unilever juga meluncurkan program untuk menghemat biaya sekitar 800 juta euro (869 juta dolar AS) selama tiga tahun ke depan.

Hal ini akan berdampak pada sekitar 7.500 karyawan secara global, sebagian besar berbasis kantor, dengan total biaya restrukturisasi diperkirakan sekitar 1,2 persen dari keseluruhan omzet selama periode tersebut. Pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 5,9 persen karyawan Unilever yang berjumlah sekitar 128.000 orang.

Adapun langkah ini merupakan rencana strategi dari Schumacher yang menjadi CEO pada Juli tahun lalu, dan pada Oktober 2023 menyusun rencana untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor dengan menyederhanakan bisnis setelah mengakui Unilever berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.

Schumacher mengatakan, perusahaannya akan fokus pada 30 merek utama yang menyumbang 70 persen dari penjualannya dan berupaya meningkatkan margin kotor dan tidak melakukan akuisisi besar atau transformasional.

Kami punya agenda besar. Ini akan menjadi periode yang sangat sibuk selama sekitar 18 bulan ke depan," ujar Schumacher kepada Reuters dikutip, Kamis (20/3/2024).

CEO Unilever sebelumnya, Alan Jope, dikritik karena membiarkan portofolio merek grup tersebut tumbuh hingga sekitar 400. Hal ini membuat manajemen teralihkan dari yang berkinerja terbaik.

Topik Menarik