Mengenal Fenomena Flexing, Kaya Bohongan yang Dipamerkan

Mengenal Fenomena Flexing, Kaya Bohongan yang Dipamerkan

Ekonomi | inewsid | Jum'at, 21 Januari 2022 - 14:45
share

JAKARTA, iNews.id - Founder Yayasan Rumah Perubahan, Rhenald Kasali, mengatakan saat ini banyak orang yang pamer kekayaan agar dijuluki sultan atau crazy rich . Fenomena itu dikenal dengan istilah flexing.

Menurut dia, semakin kaya seseorang maka akan semakin diam atau tidak memamerkan kekayaannya. Mereka cenderung menjaga privacy bahkan risih jika kekayaannya diperbincangkan.

Salah satu pepatah yang saya ingat adalah poverty screams , but wealth whispers . "Jadi benar sekali bahwa orang-orang yang kaya itu tidak berisik, agak malu membicarakan tentang kekayaan," kata Rhenald seperti dikutip dari akun Youtube pribadinya, Jumat (21/1/2022).

Menurut dia, dalam konteks consumer behavior , dikenal juga teori Conspicuous Consumption, yakni pembelian barang atau jasa yang dilakukan untuk menunjukkan kekayaan seseorang. Namun, orang yang benar-benar kaya tidak akan melakukan hal tersebut karena menjaga privasinya.

"Jadi orang yang benar-benar kaya itu, agak malu membicarakan tentang kekayaan. Kalau orang-orang masih melihat label harga atau mempersoalkan uang, biasanya mereka belum kaya. Jadi, orang kaya itu biasanya diam-diam saja lah," ujar Rhenald.

Bahkan, dia mengaku sering kali waswas jika bertemu seseorang di tempat umum, seperti di pesawat, yang bergaya sederhana atau tak mencolok. Pasalnya, kebanyakan orang kaya justru memilih tampil sederhana, bahkan duduk berbaur dengan penumpang umum.

"Kalau saya naik pesawat, saya suka menebak-nebak siapa yang duduk di sebelah saya. Semakin sederhana, semakin saya waswas. Jangan-jangan ini orang terkaya di dunia ini, di sebelah saya," ucap dia.

Dia menjelaskan, Flexing biasanya dilakukan untuk beberapa kebutuhan, yaitu agar terlihat mampu atau kaya, meraih ketenaran, hingga mendapatkan pasangan dari kalangan berada.

"Pertama, agar dilihat mampu oleh orang lain. Hal ini bisa dalam hal pekerjaan. Kedua, untuk menunjukkan kredibilitas atas suatu kemampuan. Di mana, dalam hal ini yang dipamerkan bukanlah harta kekayaan. Ketiga, untuk mendapatkan pasangan dengan level keuangan sultan," ujar Rhenald.

Topik Menarik