Penyakit Sifilis Disebabkan Oleh Bakteri Treponema Pallidum, Ini Gejalanya

Penyakit Sifilis Disebabkan Oleh Bakteri Treponema Pallidum, Ini Gejalanya

Gaya Hidup | BuddyKu | Sabtu, 27 Mei 2023 - 13:53
share

Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit sifilis ? Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri yang menyerang organ reproduksi baik pada wanita maupun pria dan dapat ditularkan melalui aktivitas seksual dengan penderita.

Artikel ini akan memberikan informasi lengkap mengenai penyakit sifilis, termasuk pengertian, penyebab, gejala, dan langkah pengobatannya.

Pengertian Sifilis

Sifilis, juga dikenal sebagai raja singa, adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Biasanya, sifilis ditandai dengan adanya luka di sekitar alat kelamin, dubur, atau mulut. Pada awalnya, luka tersebut tidak menyebabkan rasa nyeri yang signifikan.

Karena ketiadaan rasa nyeri pada luka tersebut, penderita sifilis mungkin tidak menyadari keberadaan penyakitnya. Namun, mereka masih bisa menularkan infeksi kepada orang lain.

Jika tidak segera diobati, sifilis dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan pada jantung, tumor, infeksi HIV, serta masalah kehamilan dan persalinan pada ibu hamil.

Penyebab Sifilis

Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini menginfeksi tubuh manusia melalui luka pada alat kelamin, anus, bibir, atau mulut.

Penularan sifilis terjadi melalui aktivitas seksual, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal. Oleh karena itu, penggunaan pengaman seperti kondom saat berhubungan seks dapat mencegah penularan penyakit ini.

Selain itu, sifilis juga dapat ditularkan dari ibu penderita kepada bayinya. Sifilis pada bayi yang terinfeksi sejak lahir disebut sifilis kongenital.

Risiko sifilis kongenital pada bayi dapat dikurangi dengan pengobatan penyakit ini sebelum ibu hamil memasuki usia kehamilan 4 bulan.

Gejala Sifilis

Gejala penyakit sifilis terbagi menjadi empat tahap. Berikut adalah gejala-gejala sifilis pada setiap tahap:

  1. Tahap Sifilis Primer

Gejala sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut. Luka ini biasanya muncul 10 hingga 90 hari setelah bakteri Treponema pallidum memasuki tubuh.

Luka pada tahap sifilis primer akan sembuh dalam waktu sekitar 3 hingga 6 minggu jika diobati dengan benar. Namun, jika luka tidak diobati, itu menjadi tanda bahwa infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.

Pada tahap ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat guna mencegah perkembangan sifilis ke tahap berikutnya.

Selain luka, pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan juga bisa menjadi tanda adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.

  1. Tahap Sifilis Sekunder

Tahap sifilis sekunder terjadi beberapa minggu setelah luka pada alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut sembuh.

Gejala yang muncul pada tahap sifilis sekunder antara lain ruam pada beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki. Selain itu, penderita sifilis sekunder juga bisa mengalami gejala lain seperti flu, sakit kepala, nyeri sendi, demam, kelelahan yang berlebihan, pembesaran kelenjar getah bening, rambut rontok, dan penurunan berat badan.

  1. Tahap Sifilis Laten

Pada tahap ini, penderita sifilis tidak menunjukkan gejala klinis yang khas. Namun, selama 12 bulan pertama dari tahap sifilis laten, penderita masih dapat menularkan infeksi kepada orang lain.

Setelah 2 tahun, infeksi sifilis tidak lagi menular, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada dalam tubuh.

Jika tidak segera diobati, sifilis laten dapat berkembang menjadi tahap berikutnya, yaitu sifilis tersier.

  1. Tahap Sifilis Tersier

Sifilis tersier merupakan tahap yang paling berbahaya dalam penyakit sifilis. Tahap ini biasanya muncul 10-30 tahun setelah infeksi primer. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.

Sifilis tersier juga dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, mata, hati, dan pembuluh darah.

Karena itu, penderita sifilis tersier berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke.

Pengobatan Sifilis

Pengobatan sifilis dilakukan dengan pemberian antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Jenis antibiotik yang digunakan bergantung pada tahap infeksi dan kondisi penderita.

Penting untuk menjalani pengobatan yang lengkap sesuai dengan petunjuk dokter untuk memastikan pemulihan yang optimal. Selain itu, penderita juga disarankan untuk melakukan tes penularan lainnya, seperti tes HIV, karena sifilis meningkatkan risiko infeksi HIV.

Untuk mencegah penyebaran penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri ini, penting bagi individu yang berisiko tinggi melakukan tes rutin dan menggunakan pengaman saat berhubungan seksual.

Topik Menarik