Dirut Bulog Ungkap 50 Persen Stok Beras Nasional Ada di Rumah Tangga

Dirut Bulog Ungkap 50 Persen Stok Beras Nasional Ada di Rumah Tangga

Berita Utama | inews | Senin, 18 Maret 2024 - 00:15
share

JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan 50 persen pasokan beras nasional berada di rumah tangga dalam rumah petani. Jumlah itu paling besar dari stok beras yang diamankan pemerintah.

Menurutnya, rata-rata satu rumah tangga menyimpan 1-5 kilogram (Kg) beras. Alhasil, jika ditotalkan beras yang ada di rumah warga bisa mencapai 50 persen dari stok nasional.

Kalau kita bicara stok, sebenarnya kita harus melihat sedikit mendalam. Stok ini ada di beberapa pihak, yang pertama dan paling besar itu justru di rumah tangga, kalau kita cek di masing-masing rumah kita pasti ada stok, ujar Bayu saat konferensi pers, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).

Di masing-masing rumah itu paling sedikit istilahnya, itu 1 kg, 2 kg, 5 kg gitu. Tapi itu dijumlahkan di seluruh Indonesia, maka jumlahnya sangat besar. Bahkan, sebenarnya stok di Indonesia itu hampir ditengarai, saya angkanya agak, tapi ditengarai 50 persen lebih stok beras itu ada di rumah tangga, termasuk rumah tangga tani, tutur dia.

Kendati belum mengantongi data statistik jumlah beras di rumah warga, Bayu mengatakan hal ini telah dikonfirmasi oleh beberapa peneliti dan pelaku usaha.

Bahkan, para petani harus menyimpan pasokan beras dan gabah ketika harga beras atau gabah melonjak naik sejak akhir 2023. Bayu mengatakan, aksi petani ini karena mereka membayangkan bahwa berasnya dijual, maka mereka harus membeli lagi beras dengan harga yang mahal.

Jadi pada waktu mulai akhir tahun lalu fenomena ini yang saya belum punya statistik-nya, tapi fenomena yang beberapa peneliti, beberapa pelaku usaha itu mengkonfirmasi, jadi waktu akhir 2023 harga gabah naik, harga beras mulai naik, ucap dia.

Maka petani mulai berpikir kalau dijual berasnya, gabahnya, maka dia akan membayangkan bahwa dia harus membeli beras dengan harga mahal, maka cukup banyak petani menyimpan atau dengan kata lain petani lebih banyak menyimpan hasilnya, dibandingkan sebelum-sebelumnya, lanjut dia.

Terkait persentase jumlah beras di rumah tangga, lanjut Bayu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan segera merilis data terbaru mereka.

Jadi ini, mudah-mudahan saya dengar kabar Badan Pangan Nasional akan segera merilis hasil kajian mereka tentang stok (di rumah tangga). Dan ditengarai, nanti kita lihat hasilnya seperti apa, stok terbesar ada di rumah tangga, kira-kira 50 persen dari stok nasional, ucapnya.

Sementara itu, ia juga mengklaim harga beras medium di pasaran mulai turun dan rata-rata di kisaran Rp13.500 - Rp14.000 per kg. Sementara itu, harga beras super premium di posisi Rp17.000 - Rp17.500 per Kg.

Bayu mengatakan harga beras saat ini masih bervariasi berdasarkan mutu dan jenis beras. Misalnya, harga beras super premium ada di angka Rp17.000 -17.500.

Menurutnya, turunnya harga beras di pasar didorong oleh penurunan harga gabah di tingkat petani, di mana harga gabah turun Rp500 - Rp 1.500 menjadi Rp 7.000 per Kg. Namun, rata-rata harga gabah nasional ada di kisaran Rp 6.700 per Kg.

Harga gabah itu masih di kisaran Rp7.000, turun sudah Rp1.000, ada yang turun Rp500, ada yang Rp1.500, dan berada di kisaran sekitar Rp 7.000, rata-rata nasionalnya Rp6.700, itu data yang saya dapat dari Badan Pangan Nasional, jadi harganya sudah turun, ujar Bayu.

Topik Menarik