Sandiaga Uno Ungkap Tren Pariwisata 2024, Fenomena Revenge Travel Menurun Drastis

Sandiaga Uno Ungkap Tren Pariwisata 2024, Fenomena Revenge Travel Menurun Drastis

Travel | inews | Senin, 18 Maret 2024 - 19:05
share

JAKARTA, iNews.id - Usai pandemi Covid-19, tren pariwisata mengalami perubahan dan pergeseran. Kabar baiknya, tren pariwisata 2024 dipercaya menjadi momentum kebangkitan bagi seluruh sektor pariwisata.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno membeberkan tren pariwisata di 2024 berdasarkan data dari ITB Berlin Convention. Di tahun 2024, fenomena revenge travel menurun drastis.

"Tidak ada lagi revenge travel seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kalau kemarin sempat terkena pandemi dan akhirnya banyak yang balas dendam untuk travel di 2022-2023, dan tahun ini sudah menurun drastis. Hal itu juga (berhubungan) isu terkait geopolitik, perlambatan ekonomi, inflasi dan ada juga ada isu staff shortage. Staff shortage baru selesai 2025 dan itu target kepuluhan industri parwisata," ujar Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Senin (18/3/2024).

Sementara itu, dari sisi teknologi behavior disebutkan sebanyak 38 persen wisatawan global berencana melakukan perjalanan wisata yang konsepnya one in lifetime atau sekali seumur hidup di 2024.

"77 persen wisatawan global melakukan planing, booking, dan dreaming secara digital. Jadi mereka sekarang terfasilitas dengan digital tourism atau kita buat digitalisasi yang berdampak pada keputusan wisatawan untuk pergi ke mana," kata Sandiaga.

Attrack teknologi di industri pariwisata ini, menurut Sandiaga sangat berpengaruh dan meningkat. "48 persen wisatawan mencari tiket pesawat di mobile phone, 47 persen wisatawan melakukan perbandingan penerbangan, 40 persen melakukan pemesanan melalui mobile phone, dan 22 persen sudah melakukan chatboth dalam perencanaan wisata dan ini luar biasa sekali," katanya.

Lebih lanjut Sandiaga menjelaskan, calon wisatawan menjadikan media sosial sebagai inspirasi utama melihat wisata global lewat YouTube. Data tersebut mencapai 40 persen. "35 persen dari mulut ke mulut dan 33 persen dari IG," kata Sandiaga Uno.

Sementara itu, untuk tren wisata kuliner jadi top activity terutama kuliner lokal sebesar 46 persen, 42 persen jalan-jalan dan lihat-lihat, dan 40 persen ke daerah wisata ke pantai.

"Beberapa tren aktivitas dan tour dan actration, Asia semakin berkembang. Mereka akan datang dalam small grup, lebih banyak mengarah pada outdoor activity travel localy dan mendapatkan pengalaman yang baik,” tutur Sandiaga Uno.

Topik Menarik