Periskop 2023: Tarik Ulur Capres 2024

Periskop 2023: Tarik Ulur Capres 2024

Travel | BuddyKu | Senin, 9 Januari 2023 - 08:30
share

JAKARTA - Satu tahun jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, sejumlah nama mencuat untuk maju sebagai calon presiden (capres). Partai politik (parpol) pun membentuk koalisi untuk dapat mengusung sosok yang berkontestasi pada Pilpres 2024. Namun, persaingan untuk maju sebagai capres juga penuh hitung-hitungan. Hingga kini, masih ada tarik-ulur untuk menentukan pilihan.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif, menilai terdapat faktor internal dan eksternal dalam koalisi sehingga sulit mengunci nama calon.

"Dari internal koalisi ada proses distribusi kepentingan politik yang belum mencapai porses pengambilan keputusan. Ini disebabkan oleh banyaknya nama-nama yang akan diusung masing-masing partai," katanya saat dihubungi Okezone, Minggu (8/1/2023).

Misalnya, menurutnya, masing-masing ketua umum partai mengusung nama ketumnya masing-masing. Sehingga kalau tidak ada yang mengalah, lanjut dia, tentu koalisi tidak mencapai kata sepakat bisa berpotensi bubar. "Ada deal-deal politik yang belum tuntas dari internal partai koalisi," ucapnya.

Sementara untuk faktor eksternal, Arif menjelaskan, lebih dipengaruhi kondisi di luar. Parpol yang berada dalam koalisi pemerintah lebih menjaga sikap sehingga belum juga mendeklarasikan capres.

Selain itu, ada pula faktor elektabilitas. Elektabilitas calon tersebut menurut Arif, dapat menjadi ketergantungan bagi parpol koalisi.

"Ketergantungan koalisi pada nilai elektabilitas calon menjadi hambatan untuk mendeklarasikan calon apalagi tokoh atau figur koalisi yang nilai elektabilitasnya lebih rendah dari figur yang sering menduduki posisi teratas dari beberapa lembaga survei seperti, Prabowo, Airlangga, dan Anies. Elektabilitas menjadi pertimbangan khusus untuk mendeklarasikan nama-nama capres dan cawapres," tuturnya.

Diketahui, hingga saat ini, setidaknya sudah ada 3 poros koalisi yang terbentuk. Pertama koalisi Parta Gerindra-PKB. Dari koalisi ini, nama Prabowo Subianto mencuat menjadi capres dan Muhaimin Iskandar gencar disebutkan bakal jadi pendampingnya. Namun, hingga kini, belum ada deklarasi resmi mengenai hal tersebut.

Begitu pula dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang hingga kini belum mantap mengusung capres.

Terakhir, poros Partai Nasdem yang sejak awal sudah deklarasi Anies Baswedan sebagai capres. Sejumlah nama untuk menjadi pendamping masuk dalam radar.

Strategi Last Minutes

Ikhwan Arif menilai, strategi last minutes akan diterapkan parpol pada Pilpres 2024, meski poros koalisi sudah terlihat.

"Ya akan ada koalisi yang memainkan strategi deklarasi last minutes, karena koalisi ini lebih mengutamakan membentuk kekuatan atau fondasi threshold 20% , kemudian menentukan capres dan cawapres," tuturnya.

Menurutnya, pendaftaran last minutes ini lazim terjadi karena sistem multiparati ini mempersulit upaya konsolidasi kepentingan politik terutama hitungan pilpres.

Selain itu, menurutnya, bakal ada pula deklarasi capres yang dilakukan pada last minutes. Jika hal ini terjadi, sosok dengan elektabilitas tinggi seperti Ganjar Pranowo bisa saja jadi rebutan parpol koalisi.

Tunggu PDIP

PDIP menjadi satu-satunya parpol yang dapat mengusung capres sendiri tanpa harus koalisi. Selain itu, PDIP punya kader dengan elektabilitas tinggi seperti Ganjar maupun Puan Maharani, putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dengan kondisi ini, PDIP bisa memegang peranan penting dalam bursa capres.

"Untuk saat ini yang ditunggu adalah sikap PDIP dalam menentukan siapa yang akan dipilih di Pilpres nantinya," ucapnya.

"PDIP punya tokoh potensial seperti Ganjar Pranowo. Jika PDIP menentukan sikap mendukung Ganjar Pranowo. Bisa saja akan terbentuk 4 poros koalisi," ujarnya.

"PDIP bisa saja milih bakal cawapres dari luar koalisi seperti Erik Tohir yang punya kekuatan politik sebagai tokoh potensial dari luar partai politik," tuturnya.

Jika hal ini terjadi, menurutnya, kemungkinan besar partai politik lain ikut bergabung dengan PDIP.

Sementara itu, ia meyakini, pada Pilpres 2024 mendatang bakal bersaing 3 pasangan calon (paslon).

"Kemungkinan terbesar ada tiga paslon yang akan bertarung di Pilpres 2024. Ada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, kemudian ada Anies," tuturnya.

Topik Menarik