Tertipu Lowongan Kerja Virtual, 700 Pekerja Imigran Malaysia Disekap di China

Tertipu Lowongan Kerja Virtual, 700 Pekerja Imigran Malaysia Disekap di China

Travel | BuddyKu | Rabu, 5 Oktober 2022 - 08:07
share

PORTALMEDIA.id Sekitar 700 pekerja migranMalaysia disekap di kasino dan resort-hotel milikChina di Laos. Mereka menjadi subjek kekerasan manajer resort.

Pihak resort juga meminta tebusan besar untuk pembebasan para pekerja.

Berdasarkan beberapa sumber Radio Free Asia, kebanyakan dari mereka menjadi korban penipuan lowongan secara virtual. Mereka dijanjikan bekerja di Zona Ekonomi Khusus (SEZ) Segitigas Emas di Provinsi Bokeo.

"Saya melihat banyak pekerja Malaysia bekerja di SEZ," kata salah satu pekerja Laos di zona Segitiga Emas kepada RFApada 29 September dilansir Portal Media, Kamis (5/10/2022).

"Sebenarnya, saya melihat banyak orang di sini berasal dari berbagai negara, termasuk Vietnam, Myanmar, dan Malaysia. Mereka bekerja di berbagai bidang, tetapi kebanyakan dari mereka yang bekerja di Segitiga Emas bekerja secara virtual sebagai penipu,"lanjutnya.

Sementara itu, pekerja Laos lain menuturkan sulit bagi pekerja asing yang bekerja di SEZ untuk bisa kabur dari zona tersebut atau mendapatkan perlindungan dari kekerasan.

"Majikan China menyita paspor dan ponsel mereka, dan kebanyakan pekerja dibatasi di bangunan mereka," kata sumber kedua.

Sumber ini juga menuturkan pekerja asing memiliki sejumlah kebingungan untuk melaporkan kekerasan yang mereka terima, salah satunya karena keterbatasan bahasa.

"Ketika pekerja asing dianiaya oleh majikan China, mereka tidak tahu apakah mereka harus melaporkan kekerasan ke gugus tugas SEZ pemerintah atau ke kedutaan besar negara mereka," lanjutnya.

Sementara itu, media Malaysia New Straits Times melaporkan bahwa pekerja asing yang ditahan di SEZ mengalami kondisi mengerikan, termasuk pemukulan dan penyiksaan.

Tak hanya itu, beberapa pekerja bahkan dilaporkan ditembak karena menolak menaati aturan.

"Beberapa pekerja dipercaya dijual dari satu agen ke agen lain, dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau lebih buruk, perdagangan antar negara," demikian laporan dari media itu.

"Sindikat penipuan itu juga meminta uang tebusan dari keluarga korban dari rentang RM50 ribu (Rp164 juta) hingga RM100 ribu (Rp328 juta) untuk merilis korban," bunyi pemberitaan itu lagi.

Di sisi lain, anggota kelompok hak asasi manusia Malaysia dan orang tua dari pekerja yang disekap melangsungkan protes di kantor Kedutaan Besar Laos di Kuala Lumpur pada 26 September.

Mereka mendesak pemerintah Laos turut membantu pengamanan pembebasan para pekerja migran itu.

Salah satu pedemo, Hishamuddin Hashim, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Kemanusiaan Internasional Malaysia, menuturkan banyak pekerja Malaysia yang terjebak di Laos meminta bantuan dari polisi Laos tetapi tak mendapatkan respons.

Namun, seorang pejabat Laos mengaku Kedutaan Besar Malaysia di Laos telah mengontak Kementerian Luar Negeri Laos dan Interpol untuk meminta bantuan pembebasan pekerja Malaysia.

"Kementerian Luar Negeri Laos sering merespons permintaan seperti itu. Saya tidak tahu bagaimana warga Malaysia bisa bekerja di Laos, tetapi saya tahu kebanyakan dari mereka bekerja di Segitiga EMas SEZ di Provinsi Bokeo," ujar pejabat itu.

Sementara itu, pejabat Kedutaan Besar Malaysia di Laos mengaku masih melakukan riset masalah ini sebelum menjawab pertanyaan dari RFA.

Segitiga Emas SEZ sendiri merupakan pusat judi dan pariwisata untuk masyarakat China di Sungai Mekong.

Topik Menarik