Pedang Luwuk Berhasil <i>Bikin</i> Penjajah Belanda Kocar Kacir, Fenomenal di Masanya

Pedang Luwuk Berhasil Bikin Penjajah Belanda Kocar Kacir, Fenomenal di Masanya

Travel | BuddyKu | Jum'at, 12 Agustus 2022 - 04:33
share

BANYUWANGI Pedang Luwuk menjadi pedang pendek fenomenal pada masanya. Pedang ini konon digunakan petinggi dan masyarakat kerajaan di Jawa dalam menghadapi penjajahan Belanda.

Selain itu, pedang ini juga menjadi salah satu pusaka bersejarah di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi salah satu wilayah yang bersejarah sejak zaman kerajaan-kerajaan hingga Indonesia berdiri.

Salah satu keitimewaan pedang ini yakni terkenal ampuh karena berhasil membuat kocar kacir dan menumbangkan pasukan penjajah Belanda. Pedang ini tercatat ditemukan di daerah kekuasaan masyarakat Kerajaan Majapahit dan masyarakat kerajaan Blambangan.

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Disbudpar Banyuwangi, KRT. H. Ilham Triadinagoro mengatakan, Pedang Luwuk ditemukan sekitar 15 tahun lalu di daerah Rowo Bayu, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Pedang itu menjadi saksi sejarah perlawanan masyarakat Kerajaan Blambangan dengan pasukan Belanda.

"Peperangan itu tercatat dalam sejarah disebut dengan perang Bayu yang terjadi pada tahun 1771," terangnya kepada MNC Portal pada Kamis pagi (11/8/2022).

Dia menjelaskan pasukan perlawanan dipimpin oleh Mas Rempeg, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pangeran Jagapati dan Pengeran Putra, yang dikenal dengan sebutan Wong Agung Wilis.

"Pedang Luwuk digunakan dalam peperangan tersebut karena pedang ini terkenal ampuh dan sakti. Pedang ini adalah andalan Rempeg Jogopati selain tombak Biring Lanang. Pedang ini berhasil melukai banyak pasukan belanda hingga membuat kocar-kacir," lanjutnya.

Pedang Luwuk diketahui dibuat seorang Empu yang bernama Ki Luwuk. Secara bentuk pedang ini nampak sederhana berwarna hitam legam dan memiliki bilah tajam pada satu sisi. Perbedaan antara Luwuk Majapahit dan Luwuk Blambangan terletak pada motif pamor dan waktu penggunaanya.

Dia mengatakan Luwuk Majapahit digunakan pada 1478 saat perang Paregreg dan memiliki motif pamor bergaris dari pangkal hingga ujung. Sedangkan Luwuk Blambangan digunakan dalam perang Bayu pada 1771 dan memiliki motif bulan sabit berjumlah ganjil, mulai dari satu, tiga hingga lima.

Topik Menarik