Penjelasan KPK Belum Angkut Motor Royal Enfield Ridwan Kamil meski Sudah Disita
JAKARTA, iNews.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita motor Royal Enfield milik mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil terkait kasus dugaan korupsi pengadaan iklan Bank BJB. Kendati begitu, motor tersebut masih berada di tangan Ridwan Kamil.
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto menjelaskan barang itu berstatus titip rawat penyitaan. Keputusan ini sudah sesuai ketentuan yang berlaku.
"Sebagaimana diatur dalam KUHAP, penyidik berwenang untuk menempatkan barang sitaan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) atau melakukan titip rawat atas barang yang disita kepada pihak lain, dalam hal ini pemilik/penguasa barang tersebut," kata Tessa kepada wartawan, Kamis (17/4/2025).
Dia memastikan penyidik, penerima titip rawat, dan saksi lain sudah menandatangani berita acara (BA) titip rawat penyitaan tersebut. Penerima titip rawat penyitaan berkewajiban menjaga barang bukti yang dititipkan untuk dirawat secara baik.
Penyebab Tiga Radja United Kalah 1-6 dari Sadakata United di Pro Futsal League Indonesia 2024-2025
Selain itu, apabila barang titipan dibutuhkan penyidik untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, atau peradilan, maka harus segera diserahkan dalam kondisi sama seperti saat awal penitipan.
"Selain itu, tertitip juga dilarang untuk memindahtangankan barang bukti yang dititipkan kepada pihak lain dengan cara apa pun, merawat, dan memelihara aset titipan sebagaimana mestinya, serta jika ada biaya yang timbul dibebankan kepada tertitip," tutur dia.
Tessa menjelaskan, Ridwan Kamil bukan pihak pertama yang dititiprawatkan penyitaan. Dia mencontohkan eks Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari juga pernah melakukan hal tersebut.
"Dalam perkara dugaan TPK/TPPU dengan tersangka RW, penyidik juga melakukan titip rawat penyitaan kepada pihak pemilik barang yang dilakukan penyitaan. Sebelum Penyidik kemudian memindahkan penyimpanannya ke Rupbasan KPK," kata dia.
Gempa M4 Guncang Mamberamo Raya Papua
Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan lima tersangka di antaranya mantan Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi; Pimpinan Divisi Corporate Secretary BankBJB Widi Hartoto; Pengendali Agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri Kin Asikin Dulmanan; Pengendali Agensi BSC Advertising dan PT Wahana Semesta Bandung Ekspres (WSBE) Suhendrik; dan Pengendali PT Cipta Karya Sukses Bersama (CKSB) dan PT Cipta Karya Mandiri Bersama (CKMB) Raden Sophan Jaya Kusuma.
KPK menduga ada perbuatan melawan hukum dalam pengadaan penempatan iklan ke sejumlah media massa yang mengakibatkan negara merugi hingga Rp222 miliar.
Yudhi dkk disangkakan melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor). Mereka belum dilakukan penahanan tetapi sudah dicegah bepergian ke luar negeri selama enam bulan.
Dalam proses penyidikan berjalan, KPK sudah menggeledah 12 tempat termasuk rumah kediaman Ridwan Kamil dan Bank BJB di Bandung. Dari sana, ditemukan berbagai barang bukti diduga terkait perkara, di antaranya dokumen dan deposito Rp70 miliar.
Adapun Ridwan Kamil sudah buka suara dengan menyatakan akan bersikap kooperatif dan siap membantu KPK menuntaskan kasus tersebut.