Dzuhur Keliling Penyuluh Agama Islam KUA Gubeng, Menyemai Semangat dan Kebaikan

Dzuhur Keliling Penyuluh Agama Islam KUA Gubeng, Menyemai Semangat dan Kebaikan

Terkini | surabaya.inews.id | Rabu, 24 April 2024 - 11:10
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Di Masjid Ummul Mukminin Barata Jaya Surabaya, Selasa, 23 April 2024 memiliki warna baru. Dilokasi tersebut diterapkan acara Pemantapan Bimbingan Manasik Haji.

Kegiatan Dzuhur Keliling Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Gubeng telah membawa semangat baru dalam menjalankan ibadah dan kebersamaan.

Program Dzuhur Keliling, yang merupakan inisiatif penyuluh Agama Islam Kecamatan Gubeng Surabaya, bukan hanya sekadar kegiatan rutin. Lebih dari itu, program ini menjadi ajang untuk memperkuat tali silaturahim, meningkatkan sinergitas, dan menyajikan penyuluhan keagamaan bagi masyarakat.

Dr. Moh. Mukhrojin, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Gubeng, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari bulan Ramadhan. Bahkan, di luar bulan suci ini, program ini tetap berlangsung sebagai bentuk perhatian terhadap problematika umat Islam.

"Kami bersyukur bahwa hampir setiap hari selama Ramadhan kami mengadakan Dzuhur Keliling, dan bahkan di luar Ramadhan, kami tetap konsisten mengadakan kegiatan ini hampir setiap minggu. Tujuannya sederhana: untuk menjalin silaturahim dan berbagi pengetahuan tentang berbagai masalah yang dihadapi umat," ungkapnya.

Pada hari keempat pelaksanaan Pemantapan Manasik Haji Kecamatan Gubeng, para jamaah diminta untuk tidak terburu-buru pulang. Ada sesi penyuluhan agama dan tausiah dari KH. Ali Mahfuz Syafaat, seorang ulama yang sedang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Banjarmasin dan singgah sejenak di Surabaya.

"Kami beruntung karena beliau sedang transit di Surabaya. Kami meminta doa dari beliau untuk kelancaran ibadah haji tahun 2024 ini, karena doa dari seorang musafir, Insya Allah, adalah doa yang mustajab," tambah Dr. Mukhrojin.

Dalam tausiahnya, KH. Ali Mahfuz Syafaat membahas hikmah dan rahasia haji menurut pemikiran Imam Al Ghazali. Ia menjelaskan bahwa haji bukan sekadar ibadah biasa, melainkan puncak dari segala ibadah dan fondasi bagi keutuhan agama Islam.

"Menurut Imam Ghazali, kemampuan untuk menunaikan haji tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan biaya, tetapi juga meliputi kesehatan jasmani dan rohani, serta kemampuan untuk meninggalkan harta bagi yang ditinggalkan di rumah," ungkapnya.

Antusiasme jamaah Dzuhur dan peserta pemantapan Manasik Haji sangat terasa dalam acara tersebut. Dengan penuh semangat, acara ditutup dengan pembacaan shalawat haji dan sesi foto bersama, meninggalkan kesan yang mendalam bagi para jamaah.

Topik Menarik