Was-was Jepang-Inggris Menuju Resesi, Jokowi: Jangan Sampai Serupiah Pun Melesat dari Rencana

Was-was Jepang-Inggris Menuju Resesi, Jokowi: Jangan Sampai Serupiah Pun Melesat dari Rencana

Terkini | sindonews | Senin, 6 Mei 2024 - 14:45
share

Presiden Joko Widodo (Jokowi) wanti-wanti soal pengelolaanfiskal dan anggaran, ketika sejumlah negara sepertiJepang hingga Inggris menuju resesi ekonomi. Jokowi pun mengatakan bahwa resesi ekonomi ini salah satunya akibat pandemi COVID-19. Bahkan, saat ini pertumbuhan ekonomi global diperkirakan cuma 3,2.

“Beberapa negara telah masuk pada resesi Jepang, Inggris, dan beberapa negara Eropa berada di posisi ke sana. Menuju pada resesi,” ungkap Jokowi saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Baca Juga: Deretan Negara dengan Ekonomi Terbesar yang Terkena Resesi

“Oleh karena itu kehati-hatian kita kelola fiskal dan anggaran betul-betul harus prudence dan hati hati. Jangan sampai ada uang serupiah pun meleset dari rencana yang kita buat. Perhatikan betul-betul skala prioritas,” kata Jokowi mengingatkan. Pada kesempatan itu, Jokowi mengatakan bahwa semua negara saat ini takut terhadap harga minyak dunia juga masalah bunga pinjaman. “Semua pada takut masalah itu, karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban fiskal itu akan sangat, sangat besar. Sekali lagi oleh sebab itu kita harus betul-betul hati-hati kelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki.”

Baca Juga: Terjun ke Jurang Resesi, Aktivitas Pabrik di Jepang Semakin Memburuk

Jokowi mengatakan, bahwa pemerintah sudah ada rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan. “Kita masing-masing telah memiliki rencana kerja pemerintah atau RKP. Tetapi, yang belum adalah sinkron atau tidak dengan rencana besar yang kita miliki. Ini yang belum. Maka sinkronisasi itu menjadi kunci.” “Saya beri contoh, pemerintah pusat bangun bendungan, jadi. Bangun lagi irigasi primernya, jadi. Tapi irigasi sekunder dan tersier sampai ke sawah tak dikerjakan, airnya tak sampai ke sawah yang kita miliki,” ujar Jokowi. “Membangun pelabuhan, pelabuhan dibangun ke Kemenhub, tapi jalan, mestinya ini daerah, jalan ke pelabuhannya meski pendek cuma sekilo lima kilo tidak dijalankan. Ini yang namanya tidak sinkron dan tidak seirama. Semuanya harus inline dengan RPJMN semua inline sampai ke daerah harus segaris,” pungkasnya.

Topik Menarik