Apa Saja Tugas Kopasgat? Pasukan Elite TNI AU yang Baretnya Terinspirasi dari Cahaya Jingga

Apa Saja Tugas Kopasgat? Pasukan Elite TNI AU yang Baretnya Terinspirasi dari Cahaya Jingga

Nasional | sindonews | Selasa, 23 April 2024 - 18:36
share

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memiliki pasukan elite yang disegani oleh dunia yang dikenal dengan Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Panglima NATO bahwa Kopasgat patut diwaspadai.

Kopasgat dalam sejarahnya pernah berganti nama dari Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU pada Januari 2022 lalu. Perubahan nama satuan elite TNI AU ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa Nomor Kep/66/I/2022.

Baca juga:7 Fakta Kopasgat, Pasukan Elite TNI AU yang Disegani NATO

Lantas apa saja tugas pasukan Khas TNI AU yang awalnya dinamai Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) yang ditetapkan pada 17 Oktober 1947 tersebut? Kopasgat merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, dan darat.

Setiap prajurit Kopasgat minimal harus memiliki kualifikasi parakomando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.

Kopasgat sebagai pasukan pemukul siap diterjunkan di segala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, maupun laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI.

Kopasgat mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh pasukan khusus lainnya yaitu, Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.

Selain itu, Kopasgat bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan. Kopasgat sebagai pasukan matra udara selalu siap operasional dalam melaksanakan segala misi operasi militer perang maupun non militer selain perang, perebutan sasaran, pertahanan objek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.

Sederet Prestasi

Dibekali dengan kemampuan komplet, Pasgat muncul menjadi satuan elite yang tangguh. Pasgat dengan baret jingganya menjadi andalan dalam sejumlah operasi khusus. Kehebatan dan ketangguhan prajurit Baret Jingga dalam menyelesaikan tugas tak perlu diragukan lagi.

Warna baret jingga sendiri terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat daerah tempat pasukan ini ditempa. Tak heran, jika pasukan khusus ini disegani sejumlah negara-negara di dunia.

Bahkan, beberapa Panglima NATO mengungkapkan jika Indonesia menjadi salah satu negara yang patut diwaspadai karena mempunyai pasukan khusus yang selalu disimpan yaitu Pasgat. Pernyataan itu disampaikan mantan panglima-panglima NATO saat ditanya salah seorang mahasiswa di Amerika.

“Tidak ada Markas pasukan kecil seperti ini (Paskhas). Denjaka dan Kopasus tidak memiliki markas dengan landasan udara sendiri,” ujar Panglima TNI ketika itu Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mako Korpaskhas, Margahayu, Bandung.

Bukti jika Pasgat merupakan pasukan khusus yang disegani dapat dirasakan saat insiden di Bandara Komoro, jelang lepasnya Provinsi Timor Timur (Tim-Tim). Saat itu 80 prajurit Pasgat nyaris kontak tembak dengan pasukan Australia yang tergabung dalam International Force for East Timor (Interfet).

Insiden tersebut berawal ketika pesawat C-130 Hercules yang membawa pasukan Interfet mendarat di Bandara Komoro. Saat keluar dari pesawat, mereka langsung membentuk formasi tempur, membentuk perimeter pertahanan.

Tindakan berlebihan pasukan Australia ini membuat prajurit Pasgat yang tengah mengendalikan dan mengoperasikan bandara terheran-heran. Sebab, situasi keamanan di Tim-Tim saat itu aman-aman saja. Hanya di hutan saja terjadi konflik.

Melihat situasi yang semakin tegang, 80 prajurit Kopasgat sudah bersiap kokang senjata, jaga-jaga jika terjadi konflik dengan Interfet. Termasuk dengan pasukan Gurkha yang tergabung di dalamnya.

Namun ketika pasukan Interfet mengetahui jika situasi bandara aman-aman saja dan tidak ada milisi bersenjata. Mereka baru menyadari jika informasi intelijen mengenai kondisi Tim-Tim sudah dikuasai milisi bersenjata tidak benar.

Ketegangan kembali terjadi ketika Pangkoopsau II Marsda TNI Ian Santosa tiba di Bandara Komoro. Saat turun dari pesawat C-130 Hercules TNI AU dengan dikawal sejumlah pasukan Pasgat bersenjata lengkap pasukan Interfet tiba-tiba langsung menodongkan senjata kepada rombongan Marsda TNI Ian Santosa, yang mereka anggap sebagai ancaman.

Padahal, sejatinya Marsda TNI Ian Santosa datang untuk berkoordinasi dengan komandan Interfet Mayjen Peter Cosgrove. Sontak, prajurit Pasgat langsung bereaksi keras. Mereka pun juga menodongkan senjata kepada tentara Interfet.

Dalam buku biografi mantan Dankorpaskhas Marsma (Purn) Nanok Soeratno berjudul “Kisah Sejati Prajurit Paskhas” menyebutkan, saat insiden itu, Kapten Eka dan 15 anak buahnya berteriak sambil menahan emosi. "Hei ini Jenderal saya, Panglima saya, keamanan di sini tanggung jawab saya," teriak Kapten Eka.

Kondisi sangat tegang. Pasukan Pasgat dan Interfet saling menodongkan senjatanya. Saat itu siapa pun bisa lepas kendali lalu melepaskan tembakan. Apalagi setiap personel yang mengawal Marsda Ian Santosa mengantongi dua sampai lima granat. "Panggil Panglima kamu ke sini," bentak Kapten Eka kepada pasukan Interfet.

Saat itu, Kapten Eka mewanti-wanti setiap personel jangan sampai ada tembakan sebelum ada komando darinya. "Letusan pertama pada saya," tegasnya.

Meski Pasgat kalah jumlah personel, namun mereka sepakat menjadikan granat sebagai senjata mematikan jika terjadi kontak senjata. Pasukan Pasgat siap bertempur habis-habisan.

Tidak hanya di Kalimantan dan Timor-Timur, kepiawaian prajurit Pasgat dalam menjalankan misi juga dibuktikan ketika menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Pasgat ini berhasil menembak mati satu orang anak buah Lerrymayu Telenggen yang menyerbu Bandara Armaga Aminggaru, Distrik Omukia Kabupaten Puncak Papua.

Baca juga:4 KSAU Kelahiran Jawa Barat, 2 di Antaranya Eks Komandan Kopasgat

Saat itu, Bandara Armaga Aminggaru tengah melakukan debarkasi personel Kotis Brimob Satgas Pamrahwan menggantikan personel sebelumnya yang selesai bertugas. Mendapat serbuan mendadak, Pasgat dengan sigap langsung mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku penyerangan. Dalam insiden kontak tembak yang berlangsung selam 2,5 jam ini, seorang anggota KKB bernama Tera Wamang (27) tewas tertembak.

Topik Menarik