4 Pernyataan Ferdy Sambo yang Bikin Hakim Heran, Nomor 3 soal Tembakan ke Brigadir J

4 Pernyataan Ferdy Sambo yang Bikin Hakim Heran, Nomor 3 soal Tembakan ke Brigadir J

Seleb | BuddyKu | Jum'at, 9 Desember 2022 - 12:39
share

JAKARTA, iNews.id - Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo menjadi saksi untuk 3 mantan anak buahnya yakni Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf, Rabu (7/12/2022). Dia mengungkapkan kesaksiannya terkait kejadian tragis di rumah dinas miliknya kawasan Duren Sawit, Jakarta Selatan.

Namun sejumlah kesaksian Ferdy Sambo mengundang keheranan hakim. Bahkan ada cerita Ferdy Sambo yang dianggap hakim tak masuk akal.

Berikut 4 kesaksian Ferdy Sambo yang membuat hakim terheran-heran:

1. Soal dugaan pelecehan terhadap istrinya, Putri Candrawathi

Ferdy Sambo menyebut istrinya, Putri Candrawathi merupakan cinta pertamanya sejak bangku SMP. Hal tersebut menjadi dasar Sambo mempercayai perkataan Putri yang diduga dilecehkan oleh Brigadir Yosua atau Brigadir J.

Awalnya, hakim anggota bertanya kepada Sambo apakah ada kejanggalan dari perkataan Putri soal dugaan pelecehan yang dialami istrinya tersebut.

Apakah saudara tidak ada merasa janggal? Saudara ini kan Kadiv Propam yg biasa melakukan pemeriksaan, apakah yang disampaikan istri saudara karena kedekatan yang luar biasa itu yang menjadikan saudara tidak dapat berpikir sehingga mempercayai apa yang disampaikan istri saudara? tanya Hakim anggota kepada Ferdy Sambo.

Yang mulia, saya perlu sampaikan istri saya ini adalah cinta pertama di smp sampai menuju ke pelaminan. Saya percaya 100 persen, bahkan 1.000 persen, ucap Sambo.

Itu lah yang menjadikan motif saudara untuk melakukan tindakan (penembakan), tanya hakim lagi.

Demikian Yang Mulia, terang Sambo

Hakim pun kembali bertanya, kenapa Sambo tidak menemani Putri melakukan isolasi mandiri (Isoman) karena psikologinya terguncang akibat dugaan pelecehan.

Kalau terguncang, kenapa saudara biarkan Isoman dan tidak mendampingi?, kata Hakim.

Karena saya belum bisa berpikir dan harus melakukan konfirmasi kepada Yosua malamnya yang mulia, ujar Sambo.

2. Soal bermain bulutangkis

Ferdy Sambo mengungkapkan sebelum kejadian penembakan Brigadir J, dirinya melewati rumah dinas Duren Tiga. Sambo mengatakan saat itu dirinya dalam perjalanan ke tempat bulutangkis.

Setelah sampai melewati kompleks Polri Duren Tiga, saya melihat Yosua ada di depan gerbang. Kemudian saya teringat apa yang dilakukan Yosua terhadap istri saya waktu saya melihat dia. karena waktu di Saguling saya tidak ketemu, ujar Sambo.

Dia menceritakan awalnya sempat ingin melanjutkan perjalanan. Namun tiba-tiba dia meminta sopirnya untuk berhenti dan mengonfirmasi Brigadir J soal dugaan pelecahan yang terjadi di Magelang.

Terus kemudian saya perintahkan jalan lagi. Tetapi saya putuskan untuk berhenti dan konfirmasi hari itu juga. Saya kemudian turun, senjata saya jatuh. Kemudian saya ambil dan saya masuk ke dalam Duren Tiga, katanya.

Namun keterangan itu mengundang keheranan hakim.

Saudara tadi mengatakan tidak pernah mendengar istri mengeluh atau bercerita sampai nangis dan saudara agak khawatir. Tapi di saat yang sama saudara bisa main bulutangkis? kata hakim.

Saya berpikir tidak sampai fatal kejadiannya, jawab Sambo.

Selanjutnya hakim mengatakan keterangan Sambo tidak masuk akal.

Dari tadi saya perhatikan cerita saudara itu enggak masuk di akal, dengan bukti-bukti yang ada enggak masuk di akal. Ini bertolak belakang, tuturnya.

3. Soal 7 tembakan di tubuh Yosua

Ferdy Sambo sempat dikonfirmasi soal tembakan yang bersarang di tubuh Brigadir J oleh hakim. Sambo pun menjawab lima kali.

Kalau mamang saudara ingin jujur, saya tanya ini, berapa kali Richard menembak?, tanya hakim kepada Sambo.

Setelah kejadian baru saya tahu, lima kali, jawab Sambo.

Setelah kejadian, menurut saudara lihat, kan saudara di depan ya, di sebelahnya ya?, tanya hakim kembali.

Saya sudah sampaikan Yang Mulia, jadi, kejadiannya begitu cepat, jawab Sambo.

Hakim pun mempertegas kembali kepada Sambo soal ada tujuh luka tembak yang berada di jenazah Yosua. Dalam hal ini, Sambo pun bersikeras mengatakan tidak ikut menembak dan tidak mengetahui adanya tujuh luka tersebut.

Saudara ikut tembak enggak? cecar Hakim.

Saya sudah jawab di awal, saya tidak ikut menembak, tegas Sambo.

Tidak, tidak ikut nembak. ini hasil pemeriksaan sementara dari autopsi ada tujuh luka tembak masuk pada tubuh dan enam luka tembak keluar, jadi yang pelurunya ke luar. Kalau saudara katakan 5, terus yang dua siapa yang tembak?, ujar hakim.

Saya tidak tahu, jawab Sambo.

Apakah ada orang lain tembak? cecar hakim kembali.

Saya tidak tahu, kata Sambo.

4. Hakim bertanya maksud kata hajar yang ditujukan kepada Bharada E

Ferdy Sambo mengucapkan kata hajar dalam perintahnya kepada Richard Eliezer atau Bharada E untuk menembak Brigadir J. Keterangan ini berbeda dari kesaksian Richard Eliezer yang menyebut Sambo memerintahkannya dengan kata-kata tembak. Lantas hakim pun bertanya apa maksud kata hajar ini kepada Ferdy Sambo.

Tadi saudara mengatakan bahwa di Duren Tiga itu hajar Chad, keterangan saudara ya. Memangnya posisinya kan Richard ada di tengah, malah yang dekat dengan korban adalah Ricky sama Kuat, tanya Majelis Hakim.

Karena di lantai tiga itu Richard yang siap membackup saya Yang Mulia, jawab Sambo.

Lantas hakim pun bertanya maksud kata hajar yang dilontarkan Sambo pada saat kejadian.

Hajar yang saudara maksud itu lepaskan tembakan atau tidak, apakah tembak Chad?, tanya hakim.

Sambo pun mengaku pada saat itu sedang emosi karena permintaan hajar tersebut dapat mengakibatkan kematian pada Yosua.

Saya saat itu menyesali saya sedang emosi. Saya tidak berpikir lagi perintah atau permintaan hajar itu kemudian menyebabkan kematian Yosua Yang Mulia, tutur Sambo.

Pada saat kejadian saya tidak berpikir seperti itu, ucap Sambo.

Tidak bisa berpikir karena apa? tanya Hakim.

Itu lah penyesalan saya Yang Mulia, kata Sambo.

Topik Menarik