Tembung Rangkep: Pengertian, Fungsi, dan Contoh
JAKARTA, celebrities.id Bahasa Jawa memiliki banyak jenis tembung, salah satunya adalah Tembung Rangkep. Tembung Rangkep adalah kata yang dibaca dua kali, bisa dibaca semua kata secara utuh, atau juga bisa satu suku kata saja.
Dalam bahasa Indonesia, tembung rangkep sama dengan kata ulang. Kata Rangkep memiliki arti dobel atau rangkap dua. Jadi menumpuk satu kata dengan kata lainnya.
Tembung rangkep memiliki beberapa fungsi. Berikut penjelasan mengenai tembung rangkep, fungsi dan contohnya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Pengertian dan Ciri Tembung Rangkep
Tembung rangkep adalah kata yang dibaca dua kali atau kata ulang. Ciri-ciri tembung rangkep antara lain terdiri dari dua suku kata dan berupa kata yang sama dan diulang.
Umumnya, tembung rangkep tidak mengubah golongan kata. Misalnya ondhe-ondhe, kata ulangnya berupa kata benda, maka bentuk dasarnya juga kata benda.
Tembung rangkep juga Menunjukkan makna gramatis atau sesuai dengan tata bahasa. Tembung rangkep ditulis dengan memberikan tanda hubung, namun pada rangkep dwipurwa dan dwiwasana tidak perlu.
Fungsi Tembung Rangkep
Tembung rangkep memiliki fungsi yang berbeda-beda, bergantung dari asal katanya. Tembung rangkep bisa berfungsi sebagai kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan. Berikut penjelasannya.
1. Fungsi tembung rangkep sebagai kata benda
Menyatakan benda itu bermacam-macam. Contoh: godhong-godhongan, woh-wohan.
Menyatakan benda yang sesuai dengan kata dasarnya. Contoh: anak-anakan, wong-wongan.
2. Fungsi tembung rangkep sebagai kata kerja
Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali. Contoh: mlayu-mlayu, njoget-njoget.
Menyatakan aspek durasi. Contoh: lungguh-lungguh, maca-maca.
3. Fungsi tembung rangkep sebagai kata sifat
Menyatakan makna lebih. Contoh: nulis cepet-cepet, mlaku ati-ati.
Menyatakan makna sampai atau pernah. Contoh: ora mari-mari, duet e entek-entekkan.
4. Fungsi tembung rangkep sebagai kata bilangan
Ulangan bilangan siji menyatakan demi, contohnya woh wohan iku dilebokne kranjang siji siji.
Ulangan bilangan luwih saka siji menyatakan sekaligus, contohnya ojo melbu telu-telu mergo ora kamot.
Macam-macam Tembung Rangkep
Tembung rangkep terbagi menjadi tiga macam, yaitu dwilingga, dwipurwa, dan dwiwasana. Berikut penjelasan dan contohnya.
1. Tembung Rangkep Dwilingga Wantah
Tembung rangkep ini terdiri dari pengulangan tembung lingga atau kata dasar. Jadi tembung rangkep ini belum mendapat imbuhan. Tembung rangkep dwilingga dibagi lagi menjadi 3 macam berdasarkan owah orane tembung (berubah tidaknya kata) yaitu:
Dwilingga padha swara
Kata dasarnya diucap dua kali, contoh: buku-buku, meja-meja, kursi-kursi.
Dwilingga salin swara
Kata dasarnya diganti menjadi huruf vokal, contoh: bola-bali, mloya-mlayu, mloka-mlaku.
Dwilingga semu atau murni
Kata ulang yang murni, contoh: kupu-kupu, orong-orong, angga-angga.
2. Tembung Rangkep Dwipurwa
Tembung rangkep dwipurwa adalah tembung rangkep yang diulang suku kata bagian depan atau suku kata pertama. Suku kata bagian depan atau suku kata pertama diulang. Contoh sebagai berikut.
Tamba = ta+tamba = tetamba
Luhur = lu+luhur = leluhur
Tuku = tu+tuku = tetuku
Jamu = ja+jamu= jejamu
3. Tembung Rangkep Dwiwasana
Tembung rangkep dwiwasana adalah tembung yang diulang pada bagian belakang suku katanya saja. Contoh sebagai berikut.
cekik : cekik+kik = cekikik
cenges : cenges+nges =cengenges
cengis : cengis+ngis =cengingis
cethet : cethet+thet =cethethet
Itulah penjelasan mengenai contoh tembung rangkep. Semoga bermanfaat.





