Tarik Ulur Kemenperin dan Kemenko Perekonomian soal Insentif Otomotif, Industri Terombang-ambing

Tarik Ulur Kemenperin dan Kemenko Perekonomian soal Insentif Otomotif, Industri Terombang-ambing

Otomotif | inews | Selasa, 2 Desember 2025 - 06:06
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong hadirnya insentif untuk industri otomotif. Di sisi lain, Kementerian Koordinator Perkenaomian manyatakan tak ada insentif bagi otomotif tahun depan.

Kemenperin menilai insentif dibutuhkan untuk membangkitkan penjualan otomotif dan mendorong penjualan kendaraan roda empat di Indonesia yang semakin melemah.

Kemenperin menegaskan bahwa indikator paling mendasar untuk mengukur kesehatan industri otomotif adalah penjualan kendaraan ke pasar, bukan hanya pertumbuhan segmen tertentu atau besaran investasinya. Hal tersebut tidak mampu menggambarkan kondisi industri otomotif secara keseluruhan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit.

Sementara secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

Juri Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen.

"Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan," ujarnya dalam keterangan pers dilansir Selasa (2/12/2025).

Menurut Febri, banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan bahwa industri otomotif sedang kuat. Hal tersebut menjadi upaya produsen dalam negeri dalam menjaga penjualan kendaraan di tengah pasar yang sedang lesu.

"Banyaknya pameran otomotif diberbagai tempat Indonesia juga bukan ukuran industri otomotif sedang kuat. Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand ditengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK," tuturnya.

Kemenperin menegaskan bahwa insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional. 

Febri menyatakan, kebijakan insentif tidak hanya penting bagi pelaku industri, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sebagai konsumen. Menurutnya, insentif akan menciptakan ruang bagi penurunan harga kendaraan, memperbaiki sentimen pasar, serta mempertahankan daya beli masyarakat.

"Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk dan target insentif/stimulus, tapi usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN," ujarnya.

Gaikindo Serahkan Nasib ke Pemerintah

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menyatakan pemerintah tak akan memberikan intensif untuk industri otomotif pada tahun depan. Ini membuat banyak pihak khawatir pasar akan semakin lesu dan berisiko meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menanggapi itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan seluruh anggota menyerahkan nasib industri otomotif pada pemerintah. Dia yakin pemerintah akan memberikan regulasi terbaik untuk mendorong penjualan mobil baru.

"Kita serahkan ke pemerintah apa yang terbaik buat kita, industri otomotif, penjualannya, dan lain sebagainya," kata Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo kepada wartawan di Tangerang, belum lama ini.

Jongkie mengatakan pemerintah menyadari industri otomotif menjadi salah satu penunjang perekonomian negara. Terlebih, pemerintah selalu menyampaikan kepada produsen untuk tidak melakukan PHK.

"Menurut saya, tidak ada masalah. Kita yakin pemerintah pasti memberikan yang terbaik untuk ini, karena dia (pemerintah) juga tidak mau industrinya terpuruk. Selalu pesannya tidak boleh PHK, iya kan?," ujarnya.

Jongkie menuturkan Gaikindo tidak mempermasalahkan jenis bantuan dari pemerintah, entah disebut insentif atau lainnya. Menurutnya, yang terpenting adalah penjualan dan produksi bisa meningkat.

"Pemerintah pasti memikirkan yang terbaik untuk industri otomotif. Kita kan pelaku, kita jalani," ucapnya.

Topik Menarik