Pabrik Baterai Hyundai Ini Raja ASEAN, Siap Saingi Top 5 Dunia?

Pabrik Baterai Hyundai Ini Raja ASEAN, Siap Saingi Top 5 Dunia?

Otomotif | sindonews | Senin, 19 Mei 2025 - 11:02
share

Di jantung Jawa Barat, tepatnya di Karawang, berdiri mahakarya industri yang bukan hanya kebanggaan Indonesia, tetapi juga tonggak penting dalam peta elektrifikasi Asia Tenggara.

PT Hyundai LG Indonesia (HLI Green Power), pabrik sel baterai kendaraan listrik, bukan sekadar fasilitas produksi biasa. Ia adalah simbol ambisi, inovasi, dan langkah berani Indonesia menuju era mobilitas berkelanjutan.

Diresmikan dengan megah pada Juli 2024, pabrik ini menjelma menjadi yang pertama dan terbesar di kawasan ASEAN, dengan kapasitas produksi awal mencapai 10 GWh per tahun, sebuah angka yang mencerminkan skala operasi yang luar biasa.

Kelahiran megapabrik ini adalah hasil kolaborasi strategis antara dua raksasa otomotif global, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution, yang bersinergi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah konsorsium BUMN energi dan pertambangan Indonesia. Investasi yang digelontorkan untuk membangun fondasi masa depan elektrifikasi ini mencapai angka fantastis, USD60 juta atau setara Rp 960 miliar, sebuah komitmen finansial yang mencerminkan keyakinan besar terhadap potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Berdiri megah di atas lahan seluas 319 ribu meter persegi, dengan tahap awal pembangunan mencakup area 32.188 meter persegi, HLI Green Power dirancang untuk menghasilkan energi dalam bentuk sel baterai dengan kapasitas produksi harian yang mencengangkan, mencapai 120.000 sel baterai.

Jika diakumulasikan, kapasitas maksimal tahunan pabrik ini akan mencapai 10 GWh, yang setara dengan 32,6 juta sel baterai. Sebuah volume produksi yang siap memenuhi kebutuhan elektrifikasi armada kendaraan Hyundai dan Kia, baik di pasar domestik maupun internasional.

Meskipun baru seumur jagung dalam masa operasionalnya, pabrik ini telah menunjukkan kinerja yang menjanjikan. Tahap awal memang 6 GWh. Tapi, Desember tahun ini diiharapkan bisa tembus 10 GWh.

Dengan luas area dan potensi produksi sebesar itu, tak diragukan lagi bahwa HLI Green Power bukan hanya yang pertama, tetapi juga yang terbesar di Asia Tenggara dalam ranah produksi sel baterai kendaraan listrik.

Namun, ambisi HLI Green Power tak hanya terbatas pada pasar domestik. Sel baterai berkualitas tinggi yang dihasilkan di jantung Karawang ini juga menembus batas negara, diekspor ke Korea Selatan dan India.

Data per tahun 2024 mencatat bahwa sekitar 98 persen dari total sel baterai yang diproduksi di sana dialirkan ke dua negara tersebut, menjadi sumber energi bagi mobil-mobil listrik keluaran Hyundai dan Kia.

Sementara sisanya, sekitar dua persen, dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan Hyundai Kona Electric yang dipasarkan di Indonesia.

Daftar Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia

Industri baterai kendaraan listrik (EV) terus mengalami pertumbuhan pesat, didominasi oleh beberapa produsen utama yang mengendalikan pasar global. Perusahaan asal Tiongkok, CATL, memimpin industri dengan pangsa pasar terbesar, mencapai 37 dengan volume produksi 260 GWh pada tahun 2023.

Di posisi kedua, perusahaan Tiongkok lainnya, BYD, memegang pangsa pasar sebesar 16, dengan produksi 111 GWh, meningkat 58 dari tahun sebelumnya. Sementara itu, LG Energy Solution dari Korea Selatan menempati peringkat ketiga dengan pangsa pasar 14, memproduksi 96 GWh, yang mencerminkan pertumbuhan sebesar 34 dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain tiga produsen teratas ini, produsen baterai lainnya juga memainkan peran penting dalam industri ini. Panasonic, yang berbasis di Jepang, menempati peringkat keempat dengan pangsa pasar 6, memproduksi 45 GWh, menandai peningkatan sebesar 26 dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, SK On, yang berkantor pusat di Korea Selatan, memegang pangsa pasar sebesar 4,9, dengan total produksi 34,4 GWh, tumbuh 14 dari tahun sebelumnya. Kelima produsen ini mendominasi pasar global seiring dengan terus meningkatnya permintaan baterai EV sejalan dengan transisi menuju energi yang ramahlingkungan.

Topik Menarik