Gagal di SEA Games 2025, Timnas Indonesia U-22 dan Sejumlah Cabor Terancam Sanksi Kemenpora
JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) memastikan akan ada evaluasi ketat bagi cabang olahraga (cabor) yang gagal memenuhi target pada SEA Games 2025, termasuk Timnas Indonesia U-22. Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Surono, sebagai bentuk pertanggungjawaban prestasi.
SEA Games 2025 Thailand telah resmi berakhir pada 20 Desember 2025. Hasilnya, Kontingen Indonesia finis di peringkat kedua dengan meraih 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu. Secara keseluruhan, perolehan medali tersebut telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kemenpora.
Meski demikian, terdapat beberapa cabor yang performanya tidak sesuai harapan. Sebagai contoh, Timnas Indonesia U-22 yang dibebani target meraih medali perak, kenyataannya justru gagal membawa pulang medali sama sekali. Di sisi lain, pemerintah juga mencatat ada cabor yang berhasil tampil impresif melebihi target.
1. Mekanisme Penghargaan dan Sanksi
Dalam hal ini, pemerintah melalui Kemenpora akan mengambil langkah evaluasi mendalam. Surono menyampaikan bahwa cabor yang gagal memenuhi ekspektasi tersebut akan diberikan sanksi atau hukuman tertentu.
“Kami sudah petakan, ada beberapa cabor yang memang, satu tidak sesuai dengan target. Yang kedua adalah cabor yang sesuai target, bahkan ada cabor yang memang lebih target,” kata Surono di Kantor Kemenpora, dikutip Selasa (23/12/2025).
“Itu nanti ada namanya, ya ada yang penghargaan dan ada pasti ada punishment (hukuman) dan lain-lain,” sambungnya.
2. Potensi Penghentian Dana Pelatnas
Surono belum bisa merinci secara spesifik mengenai bentuk hukuman yang akan dijatuhkan kepada cabor terkait. Namun, ia memberi isyarat bahwa salah satu konsekuensi terberat adalah penghentian dukungan finansial untuk pelatihan nasional (pelatnas).
“Spesifiknya nanti akan kami sampaikan, tapi bagi kami yang terpenting adalah sekarang bagaimana menjaga kekompakan dari semua cabang olahraga,” sambung Surono.
"Yang disampaikan oleh pak Menteri, kan selalu punishment (hukuman) kan bisa nanti cabang olahraganya mandiri, tidak kita pelatnas-kan dan lain-lain," pungkas Surono.










