UMKM Kuat Jadi Fondasi Ekonomi Rakyat, Inovasi Tak Pernah Berhenti
JAKARTA - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Upaya mendorong UMKM tidak hanya melalui pembiayaan tetapi juga pelatihan, pendampingan usaha hingga perluasan jalur pemasaran.
"Mendukung pengembangan potensi ekonomi masyarakat adalah bagian dari DNA MedcoEnergi sejak awal berdiri," kata Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) Hilmi Panigoro di Jakarta, Rabu 10 Desember 2025.
Hilmi Panigoro menegaskan pentingnya penguatan UMKM sebagai bagian dari strategi keberlanjutan Perseroan.
"UMKM yang kuat adalah fondasi ekonomi rakyat. Kami ingin warga di sekitar wilayah operasi dapat tumbuh, mandiri, dan berdaya saing. Pencapaian UMKM binaan MedcoEnergi hari ini menjadi bukti nyata komitmen tersebut,” ujar Hilmi saat Festival Pojok UMKM 2025 pada 10–12 Desember 2025 di The Energy Building, Jakarta.
Festival Pojok UMKM 2025 menampilkan 22 UMKM binaan dari seluruh wilayah operasi MedcoEnergi, mulai dari onshore, offshore, Corridor, hingga unit bisnis Medco Power sebagai bagian dari komitmen Perseroan dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
VP Relations & Security MedcoEnergi Arif Rinaldi, menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi kunci agar UMKM makin berkembang.
"UMKM memiliki peran penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat serta menggerakkan ekonomi daerah. Melalui festival ini, kami membangun ruang kolaborasi antara pelaku UMKM, pemerintah, dan pemangku kepentingan agar UMKM dapat naik kelas,” ujar Arif.
Melalui Festival Pojok UMKM, MedcoEnergi memperkuat komitmennya dalam menciptakan multiplier effect yang lebih luas melalui program pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dengan prinsip keberlanjutan perusahaan.
Inovasi UMKM Tak Pernah Berhenti
Salah satu inovasi UMKM dengan membuat dodol dari sawit. Produk dodol sawit ini dibuat oleh para santri di pondok pesantren Izzatul Kamilah di Dusun 1 Desa Macang Sakti Kecamatan Sanga, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
"Dodol Dowitul, dodol sawit santri Izzatul," kata Epri Yanti pelaku UMKM Dodol Dowitul.
Dia menjelaskan, pembuatan dodol dari sawit merupakan inovasi yang dikembangkan sejak 2024 yang melibatkan 15 orang termasuk para santri. Proses pembuatan dodol sawit ini memakan waktu hingga 5 jam karena mencampur dengan gula aren, tepung ketan dan santan kelapa. Untuk sawitnya didapatkan dari petani sawit di sekitar pesantren.
Dalam waktu dekat, dodol sawit ini akan masuk ke pasar modern setelah sebelumnya sudah melalui proses panjang. Dodol Dowitul ini merupakan salah satu UMKM binaan Medco yang telah dibantu dari sisi pemasaran hingga packaging.
"Sebelum masuk pasar modern, kita akan terus perbaiki misalnya dari uji ketahanan produk karena ini inovasi baru ya dodol dari sawit," ujarnya.
Dengan adanya pelatihan, pendampingan usaha hingga perluasan jalur pemasaran, dirinya berharap bisa melakukan ekspor dodol sawit ke berbagai negara.









