RI Targetkan Potensi Transaksi Rp132 Miliar di FIE 2025 Paris

RI Targetkan Potensi Transaksi Rp132 Miliar di FIE 2025 Paris

Ekonomi | okezone | Jum'at, 5 Desember 2025 - 19:20
share

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan potensi transaksi sebesar USD8 juta atau sekitar Rp 132 Miliar dalam partisipasi Food Ingredients Europe (FIE) yang digelar di Paris Expo Porte de Versailles, Paris, Perancis.

Event yang berlangsung pada 2-4 Desember 2025 ini merupakan pameran terbesar bagi pelaku industri tambahan makanan di dunia. Di sini, para pelaku industri makanan dan minuman global, dipertemukan dengan pelaku research and development (R&D), production and marketing specialist, hingga produsen aditif pangan, termasuk produk turunan rumput laut serta menampilkan beragam inovasi terbaru terkait dengan ingredients dan services.

"Kali ini kami memfasilitasi Paviliun Indonesia Seaweed yang diisi oleh 6 eksportir produk turunan rumput laut yaitu," terang Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Machmud mengungkapkan keikutsertaan Indonesia pada pameran FIE merupakan penegasan bahwa rumput laut Tanah Air tak kalah dengan dengan negara lain. Komoditas yang disebut sebagai emas hijau perairan Nusantara ini bisa diolah menjadi beragam produk turunan, seperti karaginan, agar dan produk turunan lainnya. yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan baku atau bahan tambahan alami untuk industri berikutnya, tidak hanya industri makanan dan minuman tetapi juga industri farmasi, kosmetik dan aplikasi industri lainnya.

"Kenapa dia menjadi emas hijau, karena rumput laut bisa diturunkan menjadi beragam produk, baik untuk kosmetik, farmasi, pangan hingga energi," tuturnya. 

 

Lebih lanjut Machmud mengungkapkan kinerja ekspor rumput laut Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai USD 264,6 juta, terdiri dari rumput laut kering USD 144,7 juta (58,8), karaginan USD 93,3 juta (35,3), dan agar-agar USD 15,6 juta (5,9). Dari sisi negara tujuan, Tiongkok mendominasi dengan USD 183,6 juta (69,4), diikuti Uni Eropa USD 27,3 juta (10,3), kemudian ASEAN USD 9,2 juta (3,5), Amerika Serikat USD 8,6 juta (3,3), dan Jepang USD 6,7 juta (2,5). 

“Dengan kontribusi lebih dari 10 persen, Uni Eropa tercatat sebagai pasar terbesar kedua di dunia untuk rumput laut Indonesia”, ujar Machmud

Dari sisi bentuk produk, Uni Eropa tampil sebagai pasar terbesar untuk ekspor agar-agar Indonesia dengan nilai USD 4,0 juta (25,6), dan menjadi tujuan utama kedua untuk produk karaginan sebesar USD 20,3 juta (21,8). Sedangkan negara tujuan utama produk rumput laut kering adalah Tiongkok USD 138,2 juta (88,8), Korea Selatan USD USD 4,4 juta (2,8), dan Negara Asean USD 3,9 juta (2,5). Kemudian negara tujuan utama produk karaginan adalah Tiongkok USD 43,0 juta (46,0), Uni Eropa USD 20,3 juta (21,8), dan Amerika Serikat USD 5,1 juta (5,4).  

“Data tersebut menunjukkan bahwa Uni Eropa menjadi pasar potensial dan terbuka bagi produk diversifikasi rumput laut bernilai tinggi,” terang Machmud.

Selain keikutsertaan pameran, KKP bekerjasama dengan Swiss Import Promotion Program (SIPPO) untuk melaksanakan market intelligence. Machmud menjabarkan kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkini tren permintaan, kebutuhan spesifikasi produk dan perkembangan teknologi industri aditif pangan di Eropa serta identifikasi preferensi konsumen/buyers Eropa terhadap produk turunan rumput laut. 

Tak hanya itu, di sela pameran, delegasi Indonesia juga akan mengikuti Fi Europe Partner Meeting, forum yang menyoroti tren bahan makanan di Eropa, membahas regulasi ekspor, dan menguraikan peluang bagi penyelenggara paviliun nasional untuk mendukung ekspor serta menggunakan FIE sebagai platform perdagangan.

"Tentu kami berharap ketika bicara emas, kita mulai menyadari bahwa rumput laut adalah komoditas yang begitu berharga," terangnya.

Sementara Dubes RI untuk Perancis, Mohammad Oemar mengapresiasi partisipasi KKP dalam pameran internasional tersebut. Dia berharap, dengan selesainya perundingan Indonesia-EU CEPA, sudah tidak ada lagi hambatan tarif ekspor ke Eropa.

"Semoga ini dapat meningkatkan daya saing produk karaginan dan agar Indonesia," kata Oemar.

Topik Menarik