Saham ICBP Terus Melemah usai Dikeluarkan dari MSCI
IDXChannel - Saham PT Indofood CBP Tbk (ICBP) terus tertekan setelah keluar dari MSCI Global Standard Index periode November 2025.
Sepanjang pekan ini, harga saham produsen Indomie itu turun lebih dari 4 persen ke level Rp8.050, yang merupakan level terendah dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, jika ditarik sejak awal 2025, angka penurunannya mencapai hampir 30 persen.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Christy Halim menilai, tekanan terhadap saham ICBP sudah terlalu berlebihan. Melemahnya saham blue chip itu sebelumnya dipengaruhi oleh permintaan domestik yang lemah sekaligus tekanan pada margin.
Belakangan, keluarnya saham ICBP dari indeks MSCI semakin menambah tekanan pada kinerja saham emiten milik konglomerat Salim Group itu.
"Kami berpendapat apa yang terjadi belakangan ini berlebihan, mengingat tidak adanya penurunan lebih lanjut dalam sisi fundamental yang mendasarinya," katanya dalam riset.
Seminar Nasional Road to Hari Ritel Nasional 2025: UMKM, Ritel dan Teknologi Bersatu di UBM Ancol
Menurut Christy, kinerja ICBP berpotensi membaik pada kuartal IV-2025. Stimulus bantuan sosial dari pemerintah bakal mendorong konsumsi hingga akhir tahun. Di samping itu, periode Ramadan dan Lebaran yang jatuh lebih awal pada tahun depan juga berpotensi menopang penjualan perseroan.
Dia memperkirakan pendapatan ICBP pada 2026 tumbuh 6 persen, ditopang oleh kenaikan volume 4,1 persen dan harga jual rata-rata sebesar 1,6 persen. Dengan asumsi tersebut, laba inti ICBP diprediksi tumbuh 7,3 persen seiring margin yang membaik akibat stabilnya harga bahan baku seperti gandum, kentang, dan CPO.
Selain itu, harga produk mi instan yang terjangkau juga memberikan fleksibilitas bagi ICBP untuk menaikkan harga.
“Posisi harga yang kompetitif menjadi salah satu daya ungkit untuk menjaga profitabilitas,” ujarnya.
Christy menambahkan, investor asing yang keluar dari saham ICBP pada Desember 2025 mencapai Rp217 miliar, menambah total outflow menjadi Rp2,6 triliun di sepanjang 2025. Dia menilai, kepemilikan investor institusi domestik juga berada di titik terendah dalam dua tahun terakhir, sedangkan porsi asing tersisa 0,27 persen, yang merupakan titik terendah dalam satu dekade terakhir.
Situasi ini, menurut Christy, memberikan peluang bagi investor untuk mulai mengakumulasi saham ICBP. Dia menetapkan target harga Rp11.500, mencerminkan potensi upside hingga lebih dari 40 persen.
Terkait volatilitas harga saham ICBP, Corporate Secretary ICBP, Gideon Ariprastomo Putro menjelaskan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang memengaruhi pergerakan harga saham perseroan.
"Perseroan tidak memiliki informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat memengaruhi kelangsungan hidup perseroan serta dapat memengaruhi harga saham perseroan yang belum diungkapkan ke publik," katanya dalam keterbukaan informasi.
(Rahmat Fiansyah)










