Duh! Pascagempa di Jatim, 33 Ribu Orang Mengungsi Akibat Hoaks Tsunami

Duh! Pascagempa di Jatim, 33 Ribu Orang Mengungsi Akibat Hoaks Tsunami

Nasional | okezone | Senin, 25 Maret 2024 - 21:13
share

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 33.000 jiwa mengungsi akibat hoaks atau kabar bohong mengenai isu tsunami pascagempa signifikan yang mengguncang Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Sebelumnya, gempa dangkal di Laut Jawa dekat dengan Pulau Bawean diawali dengan kekuatan M6,0 kemudian M6,5 pada kedalaman 10 km, terjadi pada Jumat 22 Maret 2024 lalu. Bahkan, rentetan gempa juga terus terjadi di mana dalam tiga hari tercatat 267 kali gempa susulan.

"Jadi dari 33.000, ini yang perlu kita jelaskan ya dari 33.000 jiwa ya ini yang mengungsi, ini sebenarnya tidak merepresentasikan jumlah bangunan yang rusak,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, Senin (25/3/2024).

Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan jumlah bangunan rusak yang terdata hanya 799 namun tidak masuk kategori rusak berat. “Jadi jumlah bangunan yang rusak berat itu hingga saat ini terdata cuma 799, ini juga juga juga juga juga belum semuanya masuk dalam kategori rusak beratnya BNPB yang rusaknya hancur seperti yang kita lihat di Cianjur ya, tapi ini kita terima dulu data ini nanti kita akan validasi,” ujarnya.

“Nah, kalau misalkan 800 rumah rusak, satu rumah itu dihitung satu KK misalkan 5 orang anggota keluarga 700 kali 5, baru 3.500 seharusnya pengungsinya. Kalau misalkan kemudian ada 33.000 pengungsi yang terdata artinya ini sebenarnya bukan merepresentasikan kondisi bangunan yang rusak,” ujar Aam.

Aam pun mengatakan, ketika Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto berdialog langsung di Pulau Bawean, para pengungsi mengaku jika rumah yang ditempati tidak rusak. Namun, alasan mengungsi lebih pada trauma karena rentetan gempa susulan.

"Tetapi ketika kita Kepala BNPB kemarin berdialog dengan para pengungsi sebenarnya lebih banyak mereka menyampaikan rumah saya itu enggak apa-apa, rumah saya itu masih bisa ditempati tapi kami trauma karena gempa susulan nya masih sangat signifikan,” ujar Aam.

“Jadi kita lihat dalam apa dalam 3 hari itu sampai 267 kali gempa susulan, memang tidak semua dirasakan. Tetapi kalau misalkan dalam 2 jam terus goyang lagi, 3 jam goyang lagi ini membuat masyarakat tidak merasa aman untuk kembali ke rumah,” ujarnya.

Topik Menarik