Nyaris Dikirim ke Kamboja Jadi Admin Judi Slot, Dua Pemuda Asal Sumut Diciduk di Bandara Sultan Hasanuddin
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR Dua orang warga Sumatra Utara (Sumut) nyaris menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di negara Kamboja.
Berdasarkan informasi yang diterima fajar.co.id, keduanya bernama Muhammad Ridwan (23) dan Muhammad Farhan Hasibuan (22).
Beruntung, pemberangkatan keduanya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar berhasil digagalkan petugas Imigrasi Kanwil Kemenkumham Sulsel pada Rabu (26/7/2023) lalu.
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Sulsel, Jaya Saputra mengatakan, mereka hendak dikirim ke Vietnam untuk menjadi admin judi slot online.
Dua orang kita cegah untuk diberangkatkan karena dicurigai oleh anggota kami. Kedua korban mengaku hendak ke Singapura dengan tujuan wisata, ujar Jaya di Kantor Kanwil Kemenkumham Sulsel, Jumat (28/7/2023).
Tambahnya, petugas curiga terhadap keduanya yang terlihat mencurigakan bakal bekerja secara ilegal di luar negeri.
Keduanya hendak dikirim ke Vietnam melalui Bandara Sultan Hasanuddin oleh seseorang yang berinisial L yang saat ini sementara dalam proses pengejaran petugas, lanjutnya.
Keduanya pun dibawa ke Kantor Imigrasi Klas I TPI Makassar untuk dilakukan pendalaman.
Berdasarkan hasil pendalaman, Jaya menyebut dugaannya benar. Keduanya ditawari sebagai admin judi online di perusahaan IMH.
Jadi keduanya ini dijanjikan kontrak kerja secara lisan semala dua tahun dengan gaji sebesar Rp5 juta, tukasnya.
Lanjutnya, kedua anak muda itu diberangkatkan oleh L yang juga merupakan warga negara Indonesia.
Kata dia, L tersebut bertugas membeli tiket mulai dari Medan-Jakarta kemudian Jakarta ke Makassar.
Selanjutnya dari Makassar ini akan diberangkatkan ke Singapura. Kemudian dari Singapura ke Vietnam lalu ke Kamboja. Mereka mau coba penerbangan dari Makassar, namun petugas curiga dan akhirnya diamankan, ungkapnya.
Saat ini, kata Jaya, kedua korban sudah dipulangkan ke Sumut. Sementara untuk paspor kedua korban ditahan pihak Imigrasi.
Korban dipulangkan ke kampung halaman. Paspor kita ambil agar tidak dimanfaatkan hal-hal lain, kuncinya. (muhsin/fajar)










