Ribuan Bonek dan Warga Surabaya Doa Bersama untuk Korban Kanjuruhan

Ribuan Bonek dan Warga Surabaya Doa Bersama untuk Korban Kanjuruhan

Nasional | jawapos | Selasa, 4 Oktober 2022 - 00:44
share

JawaPos.com- Ribuan suporter Persebaya yang dikenal dengan sebutan Bonek, serta warga Kota Pahlawan, menggelar doa bersama untuk ratusan korban tragedi Kanjuruhan di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin malam.

Mohon keikhlasan dulur-dulur (saudara) untuk berdoa kepada saudara kita di Kanjuruhan, Malang. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. Kita singkirkan rivalitas, kita di sini dalam satua bingkaian NKRI. Salam satu nyali, kata Husein Gozali dari Bonek yang akrab disapa Cak Cong saat memberikan sambutan.

Doa bersama ini dihadiri Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Ahmad Yusep Gunawan, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Perwakilan Manajemen Persebaya Nanang Prianto, serta perwakilan pemain persebaya Alwi Slamat, dan lainnya.

Mereka juga menyalakan lilin sebagai duka cita dan keprihatinan terhadap tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya, Sabtu malam pekan lalu.

Mewakili Persebaya, Nanang mendoakan para korban tragedi di Kanjuruhan itu dan berterima kasih kepada Kalpolrestabes Surabaya yang telah memimpin pengawalan para pemain Persebaya dalam keadaan selamat. Kami dari manajemen Persebaya, mengajak Bonek bahwasanya rivalitas 90 menit, selebihnya adalah saudara, kata dia.

Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengajak semua pihak mendoakan korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan mendapatkan tempat mulia di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Semoga korban luka juga segera diberikan kesembuhan. Kita sepakat, tidak ada yang melebihi nyawa manusia meskipun itu pertandingan. Semoga ini yang terakhir, kata dia.

Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk lapangan. Kerusuhan semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.

Petugas pengamanan, kemudian berusaha mencegahnya dengan melakukan pengalihan agar suporter tidak dalam lapangan untuk mengejar pemain. Dalam prosesnya, petugas melakukan tembakan gas air mata. Gas air mata dilepaskan karena pendukung Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan sudah terlalu anarkistis dan membahayakan keselamatan pemain dan ofisial. (*)

Topik Menarik