Tim Eropa yang Nol Tunggakan, Sekoci dari Kantong Pribadi

Tim Eropa yang Nol Tunggakan, Sekoci dari Kantong Pribadi

Nasional | jawapos | Sabtu, 4 Juni 2022 - 11:13
share

JawaPos.com Musim Chelsea boleh jadi sedang dalam masa turbulensi sepeninggal Roman Abramovich dan sebelum kedatanganpemilikbaru, Todd Boehly.

Tetapi, untuk urusan finansial, Chelsea masuk dalam empat klub elite Eropa yang menurut lembaga finansial Deloitte bersih dari tanggungan utang.

Selain Chelsea, ada Manchester City, Paris Saint-Germain (PSG), dan Leicester City.

Kesamaan di antara mereka adalah punya pemilik klub yang tajir melintir dan tidak segan untuk merogoh kocek dari kantong pribadi dalam membantu pendanaan klub.

Seperti City di bawah kendali Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, PSG yang disokong Qatar Sports Investments (QSI), dan keluarga pebisnis Thailand Aiyawatt Srivaddhanaprabha yang mendanai Leicester City.

Laporan dari media yang berfokus dalam bisnis sepak bola, Front Office Sports, adalah bukti kantong pribadi pemilik klub punya andil membuat klub mereka bebas dari jerat utang.

Chelsea di dalam perjalanannya mempunyai utang USD 2 miliar (Rp 28,9 triliun) kepada Abramovich, klaim media yang berbasis di New York, AS, tersebut.

Utang sebesar itu adalah suntikan dana pribadi Abramovich yang digunakan untuk menjaga stabilisasi finansial The Blues beberapa musim terakhir. Terutama ketika pandemi Covid-19.

Meski begitu, Abramovich tidak berusaha untuk menagihnya sekalipun sudah melepas kepemilikan Chelsea, lanjut Front Office Sports.

Yang dilakukan Abramovich seperti yang diperbuat Sheikh Mansour. Malah angka gerojokan miliarder asal Abu Dhabi itu ditaksir lebih dari GBP 1,3 miliar (Rp 23,5 triliun).

Setriliun lebih banyak kalau dibandingkan dengan investasi dari kantong pribadi QSI pada neraca keuangan PSG.

Sementara itu, The Foxes sebutan Leicester City tidak hanya bergantung pada suntikan uang Srivaddhanaprabha.

Bisnis yang profit besar dalam bursa transfer merupakan salah satu kunci The Foxes mampu mengendalikan neraca finansial mereka. Terutama mencari profit dalam penjualan pemainnya.

Contohnya, penjualan winger Riyad Mahrez ke City GBP 61 juta (Rp 1,1 triliun) pada musim panas 2018.

Semusim kemudian, The Foxes melepas bek Harry Maguire ke Manchester United dengan rekor bek termahal dunia, yakni GBP 78,3 juta (Rp 1,41 triliun).

Pertumbuhan dalam aliran pendapatan kami merupakan indikasi adanya kemajuan menggembirakan dalam upaya klub kami mengejar kesuksesan berkelanjutan, kata CEO Leicester City Susan Whelan seperti dilansir Inside World Football .

Topik Menarik