Minta Kasus Penusukan 2 Mahasiswa Diungkap Objektif Masyarakat Batak Di Jogja Gelar Aksi Damai

Minta Kasus Penusukan 2 Mahasiswa Diungkap Objektif Masyarakat Batak Di Jogja Gelar Aksi Damai

Nasional | rm.id | Minggu, 15 Mei 2022 - 06:07
share

Masyarakat Batak perantau yang berada di Yogyakarta menggelar aksi damai untuk merespons tindak kekerasan yang mengakibatkan dua orang mahasiswa meninggal akibat kejahatan jalanan. Dua mahasiswa itu adalah David Siallagan (22), asal Pematang Siantar, Sumatera Utara, dan Tegar Imam Prakarsa (28), asal Bangka Belitung.

Aksi yang diikuti sekitar seribuan orang ini dilaksanakan di Tugu Pal Putih, Kota Yogyakarta, Sabtu (14/5). Ketua Pemuda Batak Bersatu DPD DIY Gabriel Ambo Saragi menyampaikan, Jogja adalah kota pendidikan. Yang menjadi korban dalam penusukan pada 8 Mei dini hari itu adalah mahasiswa.

"Aksi damai ini bertujuan supaya peristiwa itu tidak terulang kembali. Kami berharap kasus ini segera diungkap secara objektif oleh kepolisian," kata Saragi.

Ia menegaskan, Indonesia memiliki banyak suku. Aksi tersebut tidak ingin memecah-belah persatuan dan kesatuan yang ada. Pasalnya, pelaku adalah oknum, bukan mencerminkan suku tertentu. "Negara kita banyak suku, jangan sampai terpecah-belah," tegasnya.

Ia menghargai sikap kepolisian yang bekerja keras dalam mengungkap kasus tersebut. Ia yakin, kasus tersebut bisa diungkap secara menyeluruh. Pasalnya, polisi sudah menangkap seorang tersangka, memeriksa-saksi-saksi, mengamankan barang bukti, dan ada pula rekaman CCTV. Dari keterangan saksi, pelaku berjumlah lima orang dengan mengendarai tiga sepeda motor.

Polisi saat ini sudah menetapkan seorang pelaku. Pihaknya pun berharap, polisi bisa mengungkap keterlibatan empat pelaku yang lain.

"Kami mengutuk keras atas kejadian ini. Kami berharap ini yang terakhir kejadian di Yogyakarta. Ini Aksi damai. Kita menjunjung tinggi NKRI. Satu nusa satu bangsa," tutup dia.

Dalam aksi itu, massa mengobarkan semangat kedamaian, keberagaman dan persatuan. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya, melepaskan dua burung merpati sebagai pertanda kembalinya dua korban ke hadapan sang Khalik, dan menyuarakan orasi-orasi. [ WUR ]

Topik Menarik