Minyak Dunia Mulai Turun 
BBM Turun, Belum Tentu

Minyak Dunia Mulai Turun BBM Turun, Belum Tentu

Nasional | rm.id | Kamis, 12 Mei 2022 - 07:30
share

Saat harga minyak dunia merangkak naik, harga BBM umum ikut menyesuaikan. Namun, saat harga minyak dunia mulai turun, belum tentu harga BBM yang sudah naik itu, langsung ikut turun.

Harga minyak mentah dunia sedang dalam tren penurunan, dipicu kebijakan lockdown di China yang terus berlanjut dan meningkatnya risiko resesi global. Dikutip dari CNBC , Rabu (11/5), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,33 dolar AS atau 3,2 persen ke level 100,11 dolar AS per barel. Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent turun 3,48 dolar AS atau 3,28 persen ke level 102,46 dolar AS per barel. Pada perdagangan Senin kemarin, kedua patokan harga minyak dunia itu, sudah turun hingga 6 persen.

Pergerakan harga minyak dunia juga turut dipengaruhi kesepakatan Komisi Uni Eropa untuk menghentikan impor dari Rusia. Proposal tersebut membutuhkan suara bulat anggota Uni Eropa untuk disahkan pada pekan ini.

Di sisi lain, Jepang, yang 4 persen dari total impor minyaknya diperoleh dari Rusia, pada tahun lalu juga setuju untuk menghentikan pembelian. Terkait waktu dan metode pelaksanaan embargo, belum diputuskan.

Pada sisi pasokan, Badan Informasi Energi AS memangkas perkiraan produksi minyak mentah AS untuk 2022 dan 2023. Diperkirakan, produksi 2022 menjadi rata-rata 11,9 juta barel per hari (bph) dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang sebesar 12 juta barel per hari.

Di Amerika, persediaan minyak mentah, sulingan, dan bensin kemungkinan turun pada pekan lalu. Sedangkan di Eropa, stok produk minyak mentah dan produk minyak penyulingan mencapai sekitar 1 miliar barrel pada April.

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto bersyukur, harga minyak dunia mengalami penurunan. Dengan penurunan ini, beban Indonesia sebagai negara pengimpor minyak menjadi lebih ringan, karena defisit transaksi berjalan dari sektor ini berkurang.

Dia pun berharap, dengan penurunan harga minyak dunia ini, perusahaan-perusahaan SPBU di Indonesia bisa segera menurunkan harga BBM-nya. "Logikanya, bila minyak dunia turun, harga BBM umum juga ikut turun. Termasuk Pertamax, misalnya," ucap Mulyanto.

Bisakah harga BBM segera turun? Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan meragukan hal itu. Apalagi, dia memandang, penurunan harga minyak dunia ini hanya bersifat sementara. Prediksinya, harga minyak dunia akan tetap tinggi karena kebijakan Uni Eropa, Jepang, dan sekutunya untuk tetap mengembargo minyak dari Rusia. Padahal, Rusia merupakan salah satu produsen minyak bagi negara-negara tersebut. Belum lagi ada jaminan bahwa negara-negara lain mampu menutup kekurangan pasokan akibat dari embargo ini.

Di sisi lain, lockdown yang terjadi di China masih belum mampu membuat harga minyak dunia terkoreksi cukup dalam. Selain itu, Amerika memperkirakan produksi minyak mereka turun.

"Hal tersebut bisa membuat pasar tidak stabil di tengah embargo terhadap Rusia. Jadi, saya kira harga minyak dunia akan tetap berada di atas 100 dolar AS per barelnya," ulas Mamit, saat dihubungi, tadi malam.

Jika memang tren harga minyak dunia terus turun, Mamit memprediksi, BBM umum seperti Pertamax Turbo, PertaDex, maupun Dexlite bisa saja turun. Namun, tidak dengan Pertamax. Sebab, sampai saat ini Pertamax belum mencapai keekonomian. "Pertamina masih merugi (untuk Pertamax). Maka, jika harga minyak dunia terus turun, harga Pertamax belum bisa turun sampai mencapai nilai keekonomiannya," jelas Mamit.

Ia menyarankan, di tengah tekanan keuangan APBN yang besar akibat tingginya harga minyak, pemberian subsidi BBM harus tepat sasaran. "Subsidi ke depan harus dilakukan dengan subsidi kepada orang, tidak lagi kepada barang. Sebab, saat ini penikmat BBM subsidi adalah para pengusaha dan masyarakat mampu. Bahkan, kalau mau, ke depan, subsidi seperti Solar dihapuskan saja," sarannya. [MEN]

Topik Menarik