PSI Harusnya Senang Giring Mundur, Elektabilitasnya Jeblok Artinya Memang Tidak Laku Dijual
Mundurnya Giring Ganesha sebagai Calon Presiden (Capres) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024 mendatang seharusnya membuat girang PSI.
Mengapa lagkah Giring patut disyukuri oleh PSI,lantaran Giring memang tidak layak menjadi Capres. Elektabilitasnya hingga sekarang tetap jeblok.
Pendapatitu diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga. Padahal, foto Giring sudah terpampang di mana-mana. Namun elektabilitasnya tidak terkerek, kata Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (26/2).
"Ini artinya, Giring memang tak laku dijual," tansadnya lagi.
Menurut mantan Dekan IISIP Jakarta ini, mundurnya Giring sebagai Capres PSI tidak akan mempengaruhi eleltabilitas partai itu. Sebab, untuk mengerek elektabilitasnya saja tidak bisa, apalagi untuk mendongkrak elektabilitas partainya.
Karenanya, menurut Jamaluddin, kalau PSI ingin masuk Senayan, seharusnya memilih capres yang tepat. Namun disayangkan, PSI memilih sembilan capres tapi tidak memasukan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Padahal kalau dua nama ini ikut diusung, peluang mendongkrak elektabilitas PSI lebih besar, tegas Jamiluddin.
Sebelumnya Ketua Umum PSI, Giring Ganesha menyatakan mundur sebagai kandidat Pilpres 2024. Pdahal belum lama ini Giring sempat mendeklarasikan diri maju sebagai calon Presiden 2024 mendatang.
"Hari ini dengan penuh kesadaran saya H Giring Ganesha Jumaryo mengumumkan mundur dari pencalonan presiden RI," kata Giring dalam konferensi pers, Kamis (24/2).
PSI sebagai partai terbuka, ungkap Giring, sejak awal memberikan kesempatan kepada kader-kadernya untuk maju sebagai pemimpin-pemimpin nasional dan daerah.
Itu pulalah yang mendasari dirinya yang sudah mendeklarasikan untuk maju sebagai calon presiden RI di 2024. Dia mengatakan, semenjak jadi Ketua PSI, dia banyak mengunjungi daerah-daerah dan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat.
Menurut Giring, ada fakta yang dia temui di masyarakat bahwa pemimpin yang ideal seperti Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (rmol/zul)
