Dua Kali Gagal, Gadis Asal Papua Barat Akhirnya Lulus dan Disumpah Jadi Dokter di Lampung

Dua kali gagal ujian nasional, Elvira Rossalia Kambu akhirnya lulus menjadi dokter. Namun, perjuangan Elvira Rossalia untuk lulus dan disumpah menjadi seorang dokter tidaklah mudah.

Rabu (27/1) kemarin, gadis 27 tahun asal Kabupaten Maybrat, Papua Barat, itu pun lulus dan mengikuti sumpah dokter di Universitas Lampung (Unila). Elvira mengungkapkan awal dia mengikuti seleksi melalui jalur afirmasi pada 2012 silam.

Salah satu kampus tujuan adalah Unila. Sebenarnya, dia sudah kuliah di Manado.

"Nggak nyangka. Senang nama saya keluar di Kedokteran Unila," kata Elvira ditemui di GSG Unila usai pengambilan sumpah dokter.

Gadis bertubuh kurus ini mengaku, awalnya ia tidak memilih Unila. Ternyata program beasiswa kerja sama Pemprov Papua Barat dengan Kemendikburistek itu menetapkan Unila sebagai lokasi studi.

"Tadinya saya mau di Jawa. Ternyata dipilih secara acak. Jadi, saya putuskan pergi aja. Karena niat saya mau kuliah kedokteran. Saya tinggalkan kuliah di Manda," kenang Elvira.

Hal berat juga dirasakan anak pasangan Ester Bless dan Piter Kambu ini. Terlebih ia berada di tempat dan lingkungan baru.

"Beratnya di lingkungan. Terutamanya di luar FK. Itu seperti masyarakat umum ada yang rasisnya. Tapi tidak saya tanggapin. Lumayan kerja keras. Jatuh bangun sekali. Saya dua kali tidak lulus ujian nasional. Ketiga, lulus," cerita anak pertama dari lima bersaudara ini semangat.

Delapan tahun Elvira menempuh studi. Ia juga bersyukur hobinya bermain futsal tersalurkan. "Hobi saya futsal. Jadi masuk UKM futsal. Tetapi semenjak KoAs sudah jarang," tutur gadis ramah yang juga didaulat memberi pidato saat sumpah dokter.

Elvira juga menegaskan dalam pesannya, mahasiswa tidak boleh menyerah dalam menyelesaikan studi. Terutama mereka yang berasal dari Papua.

"Semangat. Jangan nyerah. Saya saja dua kali gagal ujian, baru bisa lulus," tegasnya.

Usai menyelesaikan studi, Elvira menyatakan, akan pulang ke daerahnya dan mengabdi di sana. "Langsung pindah. Karena cita-cita mau jadi dokter dan mengabdi di Papua Barat. Di sana masih sedikit dokternya," pungkasnya. (mel/ais/zul)