Agustus 2022 Bakal Diuji Coba Bangga, LRT Bukti Karya Anak Bangsa

Agustus 2022 Bakal Diuji Coba Bangga, LRT Bukti Karya Anak Bangsa

Nasional | rm.id | Kamis, 20 Januari 2022 - 06:50
share

Progres proyek kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi) sudah mencapai 78,78 persen. Pada Juni dan Agustus nanti sudah bisa uji coba. LRT ini diharapkan bisa menarik minat pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke angkutan massal.

Sebagaimana diketahui, proyek tersebut digarap dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, proyek LRT Jabodebek ini memiliki milestone penting yang akan dilakukan tahun ini.

Seperti pelaksanaan test commissioning (tes fungsi) kelaikan jalur mulai Januari hingga Mei 2022. Dan trial run (uji coba) selama dua bulan, yakni di Juni dan Agustus.

Agustus nanti bisa mulai beroperasi secara komersial (COD/Commercial Operation Date). Tapi belum secara keseluruhan. Hanya di lintas pelayanan pertama, ujar Didiek dalam Diskusi Publik Persiapan Operasional LRT Jabodebek Dalam Mendukung Jaringan Transportasi Ibu Kota, di Jakarta, kemarin.

Menurut Didiek, untuk beroperasi secara penuh menggunakan Grade of Automation (GoA) level 3, baru bisa dilakukan di akhir 2022. Informasi saja, GoA level 3 adalah tingkat otomasi operasional kereta. Pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis.

Kendati begitu, tetap harus ada petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.

Karena ini proyek perkeretaapian pertama di Indonesia yang beroperasi driverless (tanpa masinis). Sehingga mengedepankan teknologi di bidang sinyal sistem perkeretaapian, katanya.

Selain itu, sambung Didiek, pembangunan depo juga belum 100 persen selesai dan masih akan dioperasikan secara manual. Saat ini, pihaknya tengah membuka aksesibilitas dari dan menuju LRT Jabodebek, yang terintegrasi dengan stasiun dan titik-titik pergerakan lainnya.

Hal ini agar memudahkan perpindahan penumpang LRT ke transportasi massal lain. Seperti Transjakarta, KRL (Kereta Rel Listrik) maupun angkot dan ojek online .

Didiek mengakui, dalam pengoperasian LRT dengan panjang lintasan 44,43 kilometer (km), rencananya akan dikenakan tarif dasar Rp 15.000 untuk satu kali perjalanan.

Ini tarif subsidi. Memang ada perubahan dari yang semula ditetapkan Rp 12.000, katanya.

Dia menjelaskan, tarif Rp 12.000 diusulkan ketika target operasional LRT dilakukan pada 2019. Sayangnya, waktu operasional molor ke Agustus 2022.

Pergeseran COD ini, kata dia, juga berdampak pada meningkatnya nilai investasi yang semula total Rp 29,9 triliun di awal 2017, menjadi Rp 32,5 triliun di tahun 2021. Artinya, ada cost of run sekitar Rp 2,6 triliun.

Dan juga karena ada pembebasan lahan di Depo Bekasi Timur. Ditambah lagi adanya pandemi Covid-19, ungkapnya.

Didiek menjelaskan, pandemi mengakibatkan biaya proyek pra-operasi, biaya Interest During Contruction (IDC) dan biaya lainnya melambung.

Sementara sejak pandemi, kinerja perusahaan mengalami tekanan, bahkan merugi di dua tahun terakhir. Bersamaan dengan itu, perseroan mesti menanggung beban berat akibat penugasan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Karenanya, untuk meng- cover cost of run tersebut, pihaknya mendapatkan tambahan PMN (Penyertaan Modal Negara) di tahun 2021 sebesar Rp 2,6 triliun. Sebab, peningkatan nilai investasi ini tidak dapat di- cover oleh pinjaman sindikasi bank.

Dalam klausul ada perjanjian, bahwa kelebihan investasi ditanggung sendiri oleh peminjam, alias KAI, katanya.

Maka sesuai Peraturan Presiden (PP) Nomor 49 Tahun 2017, KAI mendapat bantuan Pemerintah dalam bentuk PMN.

Secara keseluruhan, PMN yang telah diperoleh KAI mencapai Rp 10,2 triliun. Terdiri dari tiga tahapan, yakni PMN tahun 2017 sebesar Rp 4 triliun. Lalu, tahun 2018 sebesar Rp 3,6 triliun.

Di akhir 2021, berdasarkan PP Nomer 119 Tahun 2021, KAI menerima tambahan PMN Rp 2,6 triliun untuk meng- cover cost of run . Sehingga, penyelesaian proyek LRT bisa terlaksana di 2022.

Selain itu, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga memberikan jaminan ( Government Guarantee ) kepada KAI atas pinjaman yang diperoleh, maupun instrumen lain yang diperlukan dalam pendanaan proyek ini.

Adapun pendanaan proyek yang berasal dari pinjaman sindikasi 15 bank sebesar Rp 23,3 triliun.

Didiek meyakini, dengan selesainya pembangunan proyek ini akan memberikan manfaat secara luas. Sekaligus mendorong lahirnya alternatif moda transportasi massal yang modern dan efisien.

Tak hanya itu, proyek karya anak bangsa ini juga membuka lapangan kerja baru, khususnya di bidang teknologi perkeretaapian. Serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar wilayah Jabodebek.

Kehadiran LRT diharapkan mampu mengurai kemacetan, emisi, penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) dan penghematan waktu perjalanan, harapnya.

General Manager Departemen Perkeretaapian Adhi Karya, Isman widodo mengatakan, pembangunan LRT dilakukan dalam dua tahap.

Pertama, Lintas Pelayanan (LP 1) Cibubur-Cawang, LP 2 Cawang-Dukuh Atas, LP 3 Bekasi Timur-Cawang. Terdapat 17 stasiun dan satu stasiun yang terkoneksi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Sedangkan pembangunan tahap dua akan dilanjutkan ke arah Bogor, lalu dari Dukuh Atas yang diperpanjang menuju Grogol dan Senayan, dan ke beberapa daerah lainnya.

LRT Jabodebek adalah bukti karya bangsa yang menghadirkan rute strategis, katanya.

Pecahkan MasalahTransportasi Massal

Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Edi Nursalam mengatakan, pergerakan orang di Jabodetabek sekitar 83 juta per hari. Sedangkan kapasitas angkutan umum baru bisa melayani sekitar 19-20 persennya.

Karena itu, LRT ini dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan masalah dalam menyediakan fasilitas transportasi massal.

Kurangnya kapasitas transportasi massal ini membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, kata Edi.

Akibatnya, penggunaan kendaraan pribadi ini menyebabkan pengurangan kecepatan dan waktu tempuh yang begitu panjang antara dua hingga tiga jam menuju pusat kota.

Bahkan, dari hasil penelitian tahun lalu, kerugian akibat kemacetan ini, khususnya di Jakarta mencapai Rp 100 triliun dalam setahun. Di mana, Jakarta juga menjadi 10 kota termacet di dunia, dengan pergerakan kendaraan atau mobil sebanyak 996 ribu kendaraan per hari.

Edi yakin, kalau LRT bisa menjadi pilihan mobilitas masyarakat, maka akan terjadi shifting (perpindahan) dari pengguna kendaraan pribadi. Yang akhirnya, bisa mengurangi kemacetan dan bisa menampung lebih banyak penumpang.

Pasalnya, LRT Jabodebek memiliki kapasitas penumpang yang dalam kondisi normal bisa menampung sebanyak 740 penumpang. Sementara saat kondisi padat, sebanyak 1.308-1.500 penumpang.

Nantinya, akan ada 31 rangkaian, dengan enam kereta setiap rangkaian. Sehingga, total ada 186 unit kereta siap beroperasi.

Ketika beroperasi, ada 560 perjalanan per hari yang melintasi 18 stasiun. Dengan head way di lintas pelayanan 1 dan 3 selama 6 menit, dan 3 menit di lintas pelayanan 2. Waktu tempuhnya kisaran 30 menit sampai 40 menit, jelasnya.

Saat ini, kesiapan operasional sudah 24,50 persen. Mulai dari kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), time table dan skenario operasi, prosedur oeprasi dan perawatan. [IMA]

Topik Menarik