Sosiologi Air: Mengalir Sampai Jauh

Sosiologi Air: Mengalir Sampai Jauh

Terkini | mnctrijaya | Kamis, 25 April 2024 - 13:43
share

Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia)

Ikhwal air, dan sosiologi air membentang panjang rantai nilai (value chain) ilmu pengetahuan, dan situasi empirik. Dari segi sumber daya air, tercakup dimensi hidrologi, ekologi, dan sosio ekonomi. Pada tahap ini, dikenal sosiologi sumber daya air (the sociology of water resources).

Bila air dikaitkan dengan produksi pangan dan pertanian, ia terkait dengan the sociology of food and agriculture. Aspek ini berkelindan dengan soal keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability), dan agroecology dalam arti yang luas. 

Yang terakhir ini termasuk soal kualitas pangan, keamanan pangan, pembangunan pedesaan, bahkan sampai soal kedaulatan pangan nasional. Air juga menentukan kualitas produk pangan olahan, seperti dikenal fenomena “aktivitas air dalam pangan” (water activity in foods). Hal seperti ini, terkait dengan sosiologi pasar pangan olahan.

Tata kelola air: power and politics

Perihal air, dari perspektif sosiologi, berkaitan dengan soal kekuasaan (power) dan politik. Pilihan antara eksplorasi dan eksploitasi sumber air bersih di gunung, untuk air minum orang kota, misalnya, secara langsung berdampak pada pelestarian lingkungan hidup, selain dampak sosio ekonomi bagi warga yang tinggal di gunung.

Mata air di gunung atau sendang, telah lama menjadi sumber hidup warga sekitar. Bahkan, selain bermakna ekonomi dan ekologis, sendang juga bermakna kultural, spiritual dan transendental. Di banyak tempat, kita mengenal sendang drajat, sendang kamulyan, sendang kahuripan, dan lain-lain penamaan, yang bermakna kultural dan spiritual.

Jelas bahwa, tata kelola air, selain aspek ekonomi dan ekologi, juga harus mempertimbangkan aspek power relations, institution, conflict resolution, bahkan harus bertumpu pada akar budaya dan spiritualitas masyarakat setempat. Ada baiknya, governansi air secara nasional dikelola dalam satu atap, misalnya di bawah Direktorat Jenderal, atau bahkan, Badan Tata Kelola Sumber Daya Air, Daerah Aliran Sungai dan Danau.

Perubahan iklim, krisis air, dan kelangkaan pangan

Perubahan iklim erat kaitannya dengan soal air, dan tata kelola air. Delapan ciri dampak perubahan iklim, yaitu: gagal panen, kelangkaan bahan bakar, merebaknya penyakit, konflik horizontal, kelangkaan sumber daya produktif, bencana alam, pengungsian penduduk, dan kelangkaan air bersih.

Jelas sekali, bahwa betapa pentingnya kita mencermati terus perkembangan dan implikasi perubahan iklim ini, dikaitkan dengan bisnis pangan. Terlebih lagi, hampir semua unit usaha di lingkungan ID FOOD bergerak di bidang produksi pertanian primer, seperti gula, sawit, teh, dan lainnya, termasuk produk turunannya. Di sinilah pentingnya kontribusi sosiologi pangan dan pertanian.

Indoor agriculture dan penghematan air

Indoor agriculture atau controlled environment agriculture (CEA), yang secara populer dikenal sebagai budi daya tanaman di dalam rumah hijau (green house), merupakan trend yang perlu dipikirkan dalam rangka efisiensi penggunaan air. 

Walaupun masih dalam pembahasan tentang biaya produksi, dibanding pertanian konvensional di lahan terbuka, CEA menjadi alternatif dari makin berkurangnya lahan produktif, dan juga meminimalisir risiko dampak perubahan iklim. Kini, sudah datang era vertical farming, dan urban farming yang cukup kompetitif, untuk melengkapi keluasan lahan pertanian kita. Ada baiknya, ID FOOD juga sudah mulai memikirkan peluang ini.

Air, pangan olahan, dan sosiologi pasar pangan

Pada produk pangan olahan, dikenal fenomena water activity in foods. Nenek moyang kita telah, sangat kreatif membuat beragam produk pangan olahan, kategori pangan semi basah (intermediate moisture foods), seperti dodol, lempok, krasikan, wingko, dan lain-lain.

Tanpa kenal konsep water activity, nenek moyang kita telah sangat cerdas memadukan komposisi air, tepung, gula dan lain-lain, menjadi pangan siap saji, bergizi, tidak basah, tidak kering, awet dan enak. Dalam formula modern, inilah jenis makanan perbekalan perang, cadangan pangan saat bencana, dan bahkan ransum para awak pesawat angkasa luar.

Beragam pangan, termasuk pangan semi basah, saat ini beredar luas di pasar. Terlebih lagi dengan online marketplace, yang bercirikan: transaksi anonim, akses tak terbatas dan informasi asimetris, terbuka lebar peluang untuk pasar pangan olahan. Secara sosiologis, pasar pangan olahan ini berkembang luas, karena bertumpu pada kualitas fisik (material value), juga sekaligus bergantung pada kualitas simbolik (symbolic value) produk pangan itu di mata para konsumen.

Selamat Hari Air Sedunia. ID FOOD terus berjaya.

Topik Menarik