Kasus Penyerangan Mahasiswa Katolik saat Beribadah, Kementerian Agama Jelaskan Pokok Persoalan

Kasus Penyerangan Mahasiswa Katolik saat Beribadah, Kementerian Agama Jelaskan Pokok Persoalan

Terkini | manado.inews.id | Senin, 6 Mei 2024 - 17:31
share

JAKARTA, iNewsManado.com – Kasus penyerangan warga terhadap sejumlah mahasiswa katolik Universitas Pamulang (Unpam) yang sedang beribadah di Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (5/5/2024), jadi perhatian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Wakil Kepala Kantor Kemenag Tangsel, Asep Azis Nasser mengatakan, menteri merespons peristiwa warga menggeruduk mahasiswa Katolik Menag langsung menghubungi kantor Kemenag Tangsel.

"Perintah beliau, pertama harus tuntas, harus dituntasin jangan dibiarin, karena kan Menteri Agama kita ini Pak H Yaqut Cholil Qoumas ini fokus dan concern terhadap harmonisasi kehidupan beragama," kata dia, usai mediasi di Kantor Kelurahan Babakan, dikutip iNews.id pada Senin (6/4/2024).

Menurut Asep, keributan yang terjadi di Babakan kemarin bukan soal penolakan ibadah umat Katolik, tapi lebih kepada kesalahpahaman di tengah masyarakat.

"Kan ini kegiatannya baik sebenarnya, hanya yang tinggal itu masalahnya adalah tenggang rasanya, pemilihan jamnya kegiatan berlangsung, suaranya diatur sedemikian rupa, kemudian kita juga harus paham sedekat apa antara lokasi kegiatan dengan sekitarnya, dan sekitarnya ini beragama apa," katanya.

Dia menegaskan di Tangsel tak ada lagi dikotomi antara pribumi dan pendatang, muslim dan bukan muslim. Semua warga, kata dia, memiliki hak yang sama.

"Alhamdulillah sekarang semuanya sudah bersatu lagi, saling menghargai, dan tokoh masyarakatnya, para kiai kita juga sudah kumpulkan, semuanya mendukung. Ini luar biasa, dan mudah-mudahan ini menjadi terakhir lah ada kejadian seperti ini di Tangsel," kata Asep.

Sebelumnya diberitakan, keributan terjadi antara jemaat peribadatan Doa Rosario dengan warga di Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangsel) Peristiwa itu menyebabkan adanya korban luka.

Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengatakan, peristiwa terjadi pada Minggu (5/5/2024) malam. Saat itu, sejumlah penghuni kontrakan yang sebagian berstatus mahasiswa Unpam menggelar doa bersama menurut ajaran Katolik.

Dia mengatakan, beberapa warga yang terganggu lantas menegur para jemaah agar menghentikan kegiatannya. Kesalahpahaman pun terjadi hingga berujung cekcok dan benturan fisik antara jemaat dengan beberapa pemuda sekitar.

 

"Semalam itu malam Senin, ada rekan-rekan umat Kristiani yang sedang mengadakan Doa Rosario. Akhirnya sudah diingatkan oleh tokoh sekitar, oleh RT, untuk bubar karena sudah malam, ternyata belum bubar juga, akhirnya timbul sedikit kegaduhan. Ada keributan, dilerai sama warga, yang melerainya kena pukul," kata Dhady usai proses mediasi di Kantor Kelurahan Babakan, Senin (6/4/2024).

Beberapa jemaah dikabarkan menderita luka diduga bekas sabetan senjata tajam. Salah satu korban merupakan mahasiswi Unpam yang tinggal di lokasi kejadian.

Dhady belum bisa memastikan luka yang diderita mahasiswi itu akibat sabetan senjata tajam atau bukan.

"Ada perempuan juga yang tergores, itu perlu kita buktikan apa itu benar luka bacok atau kena goresan lain, itu yang sedang kita dalami," kata dia.

 

Topik Menarik